Teman Hasheem melompat dari atas untanya sesuai perintah Hasheem. Ia berlari menghindar dari untanya yang mulai menggila. Semua barang dagangannya berjatuhan tercecer ditanah.
"Ada apa ini Hasheem? Mengapa untaku mendadak seperti itu?" tanya teman Hasheem dengan napas terengah -- engah.
"Disini kita tidak sendirian." ucap Hasheem pelan setelah berhasil menyelamatkan temannya dari amukan unta.
Iapun memejamkan mata, menajamkan penglihatannya. Ia berusaha merasakan kekuatan lain yang ada di sekitarnya.
"Maksudmu apa?" tanya teman Hasheem kemudian.
Mereka berdua terdiam. Hening. Angin gunung berhembus cukup kencang.
Tak lama kemudian Hasheem berkata...
"Ada penghuni lain yang bermukim disini. Di Gunung Hor. Aku merasakan itu."
"Penghuni apa? Siapa mereka?"
Hasheem mengamati keadaan sekelilingnya. Matanya tertuju pada sebuah batu besar berbentuk persegi.. Lalu ia berjalan menuju batu itu. Batu Al Djinn namanya.
Udara sore itu terasa cukup panas, sebuah lubang hitam menganga cukup lebar muncul dari salah satu sisi batu Al Djinn. Menganga dengan jelas dihadapan Hasheem dan temannya. Kilatan cahaya berwarna merah menyambar -- nyambar dari dalam lubang hitam.