Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Paphos (Part 16)

10 Februari 2018   11:55 Diperbarui: 10 Februari 2018   12:40 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia dibangunkan oleh kekuatan Yodh untuk melaksanakan perintahnya. Mencuri patung Dewa Dhushara di Kuil Ad Deir.

"Patung itu akan aku curi. Sehingga kalian tidak akan bisa melakukan persembahan kepada Dewa kalian. Dan itu akan membuat Ratu Mehnaz murka. Sebab hal itu akan membuat kekuatan Kerajaan Jin akan melemah." gumam Yodh dalam hati. Ia merasa puas telah berhasil membalaskan sakit hatinya kepada Ratu Mehnaz yang telah menghukumnya.

Lelaki yang telah dirasuki sihir oleh Yodh mulai beraksi. Dengan mengenakan burka di wajahnya, serta sebuah pedang menyelip di pinggangnya, ia mengendap -- endap dalam kegelapan malam menuju Kota Petra.

Dalam dunia nyata, perjalanan dari Pulau Siprus menuju Kota Petra membutuhkan waktu sekitar sebulan perjalanan laut. Namun karena kekuatan sihir Yodh, lelaki itu hanya membutuhkan beberapa jam saja untuk dapat tiba di Kota Petra. Ia menempuh dimensi lain untuk sampai kesana. Dimensi Bangsa Bawah. Yakni Bangsa Jin.

Saat tiba di Kota Petra, ia segera berjalan menuju Kuil Ad Deir. Kuil itu berjarak tidak jauh dari tempatnya berdiri. Hanya membutuhkan beberapa menit berjalan kaki.

Malam itu, suasana Kuil Ad Deir sedikit lengang. Tidak nampak seorang penjaga yang bersiaga disana. Sehingga tanpa kesulitan lelaki itu segera merubah wujud roh nya menjadi wujud fisik seperti semula. Wujud aslinya. Berjubah hitam dan turban hitam di kepala. Serta burka sebagai penutup wajahnya.

Ia berjalan pelan. Lalu ia mengencangkan burka di wajahnya, menajamkan penglihatannya untuk mengawasi keadaan di sekelilingnya. Dalam beberapa menit ia sudah masuk kedalam halaman kuil tanpa kesulitan.

Dengan berjalan mengendap -- endap, ia mendekat menuju pintu masuk.

Saat ia berjalan mendekat, tiba -- tiba...

"Siapa itu..." tanya seorang pendeta yang sedang melakukan pemujaan malam.

Lelaki itu berhenti melangkah. Ia berdiri di tempatnya. Cahaya temaram cukup membantunya dalam penyamarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun