Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Paphos (Part 16)

10 Februari 2018   11:55 Diperbarui: 10 Februari 2018   12:40 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki itupun mencari beberapa batang kayu. Lalu ia membawanya masuk kedalam gua. Ia mengikat kayu itu dengan akar pohon yang cukup panjang. Lalu akar itu ia lilitkan di perutnya.

Sedangkan bungkusan kain berisi patung Dewa Dhushara ia seret menggunakan tangan kirinya agar ia bisa masuk kedalam gua tanpa merasa kesulitan.

Ia terpaksa melakukan ini smua karena jalan masuk menuju gua kurang dari satu meter. Sehingga sulit untuknya berjalan berdiri kedalam gua.

Dengan merangkak menggunakan sisa -- sisa tenaga yang dimilikinya, akhirnya ia berhasil masuk kedalam ruangan gua yang cukup luas.

Ia melepaskan lilitan akar di perutnya. Mengambil ikatan kayu bakar dan menyalakannya didalam gua untuk menghangatkan tubuhnya.

"Patung ini sebaiknya aku letakkan disana," gumam lelaki itu sambil mengamati dinding gua yang kiranya bisa ia pakai untuk meletakkan patung Dewa Dhushara.

"Itu dia..." ucapnya kemudian sambil membuka bingkisan kain hitam yang berisi patung Derwa Dhushara.

Iapun berdiri dan berjalan menuju salah satu dinding gua yang memiliki ceruk kecil didalamnya. Lalu ia meletakkan patung Dewa Dhushara disana.

Malam itu cukup membuat udara didalam gua menjadi dingin menusuk tulang. Dengan perut menahan lapar, lelaki itu menyalakan kayu kering yang ia bawa. Sehingga seluruh ruangan dialam gua menjadi terang benderang dan menjadi hangat.

Kemudian ia berjalan menuju sebuah sumber air yang ia lihat didalam gua. Ia meminum air itu sepuasnya.

Tiba -- tiba terdengar suara menggema didalam gua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun