Dengan sangat cekatan dan teliti, dalam beberapa menit Manaf telah menyelesaikan pahatannya. Lalu ia menemui Ghalib.
“Tuan, sudah selesai. Tuan bisa melihatnya.” ucap Manaf.
“Oh ya? Baiklah kalau begitu.” jawab Ghalib.
Mereka bertiga akhirnya mengemasi barang – barang mereka. Haydar memberikan minuman kepada Manaf. Lalu naiklah ketiga orang Hegra itu keatas unta mereka masing – masing. Mereka berjalan menuju Al Siq.
“Indah sekali Manaf, pahatanmu sangat halus.” puji Ghalib setelah ia berhenti didepan pahatan patung dirinya. Tak henti – hentinya ia memuji kehebatan Manaf.
“Terimakasih Tuan, ini adalah pemsembahan hamba kepada Tuan. Karena Tuan telah berbaik hati memberi hamba dan Haydar sebuah mantel Meerkat yang mahal. Dan mendadak hamba mendapatkan ide ini.” ucap Manaf sopan.
“Begitu ya? jadi sekarang kita impas. Hahahaha…” gurai Ghalib.
Dan akhirnya mereka meninggalkan Kota Petra. Kembali ke Kota Hegra untuk meneruskan urusan mereka yang masih sangat banyak. Terutama Ghalib. Sang pembesar kerajaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H