“Eeem… oke deh aku ikut” jawab Rini singkat setelah ia mendengar kata “kosmetik”. Seakan – akan kata itu telah membius akal sehatnya.
Malam itu mereka berdua menembus pekat malam. Memecah kemacetan. Dan akhirnya mobil Winda sudah terparkir di lantai paling atas gedung. Segera mereka menuju lift. Dan menekan angka 2.
Tiiiiiing….
“Dimana tempatnya Win?”.
“Tuh….” sambil menunjuk sebuah gerai kosmetik bertuliskan Galeries Lafayette.
Azzura Gronchi. Aigner. Belle Amie. Calvin Klein. DKNY. Hugo Boss. Dan berbagai merek parfume lainnya. Aromanya semerbak memenuhi seluruh ruangan. Menusuk – nusuk tulang hidung Rini. Berteriak – teriak “bawa aku pulang… bawa akuuuuu”.
Namun Rini tak kuasa. Barang bermerek seperti itu tak mungkin terjangkau olehnya.
“Aaah.. andai saja semua barang ini bisa kumiliki” gumam Rini dalam hati.
Michael Kors. Yves Saint Laurent. Swarovski. Semua nama – nama brand terkenal itu menari – nari didalam otak Rini. Keluar terucap di bibir merahnya yang pucat.
“Andai…….” Lamun Rini.
Sontak lamunan Rini buyar. Dari belakang muncul Winda yang menggandeng seorang teman prianya.