Bahkan hilangnya sosok ibu hingga ketidaksukaannya pada sosok ayah yang abusive, membuat Yori seolah menolak identitas seksualnya sebagai seorang laki-laki. Yang terlihat dan melekat pada sosok Yori akhirnya adalah anak lelaki yang menolak untuk menjadi laki-laki.
Meski begitu, cara Yori dalam merespon bullying yang dialaminya dengan menganggapnya bukan masalah besar, mencerminkan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam Monster. Cara Yori mengesankan bahwa kita tak bisa mengubah apa yang dipikirkan dan ingin dilakukan orang lain terhadap kita.Â
Jika dibawa ke lingkup yang lebih luas, kita tidak bisa mengubah sistem yang kadung dipercayai masyarakat. Yang akhirnya bisa kita lakukan adalah dengan tidak membiarkan sistem mengekang pikiran kita. Pada akhirnya, satu-satunya yang bisa kita ubah adalah diri sendiri.
Namun Monster sebetulnya juga mencerminkan kritik terhadap sistem itu sendiri. Yang diakui maupun tidak diakui justru melahirkan banyak masalah dan utamanya ketidakbahagiaan. (*/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H