Di babak pertama misalnya, penonton bisa melihat bahwa Saori berprasangka terhadap Pak Hori. Selanjutnya di babak kedua, Pak Hori punya prasangka buruk terhadap Minato yang dianggapnya sengaja menyudutkannya.
Misteri yang baru terungkap setelah penonton melahap babak selanjutnya inilah yang kemudian membuat masing-masing babak tak bisa berdiri sendiri tanpa yang lainnya. Karena itulah dalam Monster tiga babak tersebut merupakan suatu kesatuan. Dan bukannya cerita-cerita pendek yang digabungkan yang apabila dikisahkan secara terpisah pun tak akan menjadi soal.
APA ATAU SIAPA MONSTERNYA?
Pemberian judul Monster sebagai judul untuk penonton internasional terkesan seperti menyempitkan makna yang coba dihadirkan dalam film ini. Kata monster seringkali menjurus kepada makhluk asing yang berwujud seram atau raksasa yang mengerikan. Padahal tidak ditemukan makhluk semacam itu dalam film tersebut.
Ketimbang Monster, agaknya lebih tepat rasanya menggunakan judul versi Jepangnya yakni Kaibutsu untuk digunakan sebagai bocoran. Makna yang dibawa dalam Kaibutsu punya kesan lebih spesifik, lebih manusiawi ketimbang Monster yang bisa saja diartikan sebagai Kaiju (seperti raksasa yang dihadapi Ultraman).
Berbeda dengan Kaiju yang digunakan untuk menggambarkan raksasa mengerikan atau makhluk asing yang menyeramkan, Kaibutsu digunakan untuk menggambarkan sisi menyeramkan atau sisi 'monster' dari seseorang.
Dalam struktur kalimat pun keduanya punya fungsi yang berbeda. Kata Kaiju punya peran sebagai subjek atau pelaku. Sedangkan Kaibutsu lebih berfungsi sebagai noun atau kata benda bahkan kata sifat.
Jika mengacu pada judul Jepangnya yakni Kaibutsu, lalu apa sebenarnya monster yang dimaksud dalam film ini? Mengenai hal itu, saya punya beberapa pendapat mengenai apa definisi monster di sini.
Definisi yang pertama, bisa diartikan menggunakan istilah bahwa 'kita adalah monster dalam cerita orang lain'. Pemaknaan semacam ini betulan terlihat di dua babak awal. Babak yang menjadi milik Saori dan Pak Hori.
Pada babak pertama, ketika Saori menjadi sorotan ceritanya, bisa dilihat bahwa Saori menilai bahkan menuduh Pak Hori sebagai pihak yang jahat dan monster yang menyebabkan putranya berperilaku aneh. Kemungkinan besar penonton punya tuduhan yang sama kepada Pak Hori dari hanya melihat lewat perspektif Saori.
Namun di babak kedua, ketika mengambil perspektif dari Pak Hori, kecurigaan soal siapa monster atau pihak yang jahat sebenarnya pun berganti. Di babak kedua sulit bagi penonton untuk tidak berprasangka buruk kepada Minato yang dianggap melakukan bullying kepada teman sekelasnya Yori Hoshikawa (Hinata Hiiragi).