Mohon tunggu...
Evi Nur Latipah
Evi Nur Latipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Adaptif, Lierasi, Self Improvment dan development

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kurikulum Merdeka, "Sudahkah Menjawab Keresahan Generasi Z?"

17 November 2023   08:00 Diperbarui: 17 November 2023   08:04 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum Merdeka merupakan langkah yang signifikan dalam menanggapi keresahan yang dirasakan oleh Generasi Z terhadap kurikulum pendidikan. Melalui peninjauan yang mendalam, artikel ini menyoroti sejumlah aspek penting terkait implementasi, keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan visi kurikulum yang memberikan keleluasaan lebih bagi siswa. Kurikulum Merdeka berhasil memberikan ruang yang lebih besar bagi kreativitas, inovasi, dan kemampuan berpikir kritis siswa, sejalan dengan tuntutan zaman yang terus berubah. Namun, tantangan besar muncul dalam implementasinya, termasuk pengembangan materi, pelatihan bagi pendidik, dan evaluasi efektivitasnya. sementara Kurikulum Merdeka telah memberikan langkah awal yang signifikan dalam menanggapi keresahan Generasi Z, masih dibutuhkan upaya yang berkelanjutan untuk memperbaiki dan menyempurnakan implementasinya. Kerjasama antara berbagai pihak, terutama pendidik, kurikulumis, dan pemerintah, menjadi krusial dalam memastikan bahwa pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan relevan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan harapan Generasi Z di era yang terus berubah ini. Kurikulum Merdeka telah menjadi langkah progresif dalam menanggapi keresahan yang dirasakan oleh Generasi Z terhadap pendidikan. Konsep Kurikulum Merdeka menjanjikan ruang lebih besar bagi kreativitas, inovasi, dan pengembangan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.

Namun demikian, implementasi kurikulum ini belum sepenuhnya mampu menjawab semua tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z. Terdapat beberapa kendala dalam penerapan, seperti kebutuhan sumber daya yang memadai, pemahaman yang seragam di antara para pendidik, serta perlunya penyesuaian terus-menerus terhadap perkembangan teknologi dan dinamika sosial. evaluasi terhadap penerapan Kurikulum Merdeka menunjukkan beberapa keberhasilan dalam membangun kemandirian, kreativitas, dan keterampilan berpikir kritis siswa. Maka dari itu, perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan implementasi dan adaptasi kurikulum ini guna lebih responsif terhadap kebutuhan dan harapan Generasi Z dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Kurikulum Merdeka dapat menjadi landasan yang kuat dalam menciptakan pendidikan yang relevan dan bermakna bagi generasi yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia yang terus berubah.

Melalui analisis mendalam terhadap konsep Kurikulum Merdeka dalam konteks menanggapi keresahan Generasi Z, kesimpulan artikel ini menyoroti sejumlah aspek penting. Ditemukan bahwa pendekatan ini telah membawa perubahan positif dalam upaya menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan zaman, terutama dalam memfasilitasi kreativitas, inovasi, dan kemampuan berpikir kritis. Namun, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Meskipun Kurikulum Merdeka menawarkan ruang lebih besar bagi pengembangan diri siswa, implementasinya belum merata di berbagai lembaga pendidikan. Terdapat perbedaan dalam pemahaman dan penerapan kurikulum ini, yang menunjukkan perlunya harmonisasi dan dukungan yang lebih besar dari berbagai pihak terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (Tahun Terbit). Kurikulum Merdeka: Panduan Implementasi.

Ministry of Education Malaysia. (2022). Kurikulum Merdeka Handbook: A Guide to Implementing Progressive Education.

Kemendikbud. (2021). Garis Besar Kurikulum Merdeka Belajar. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

UNESCO. (2015). Education 2030: Incheon Declaration and Framework for Action.

Fullan, M., & Langworthy, M. (2013). Towards a New End: New Pedagogies for Deep Learning. Education Canada, 53(2).

Prensky, M. (2001). Digital Natives, Digital Immigrants. On the Horizon, 9(5), 1–6.

Dewey, J. (1916). Democracy and Education: An Introduction to the Philosophy of Education.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun