Mohon tunggu...
Evi Nur Latipah
Evi Nur Latipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Adaptif, Lierasi, Self Improvment dan development

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kurikulum Merdeka, "Sudahkah Menjawab Keresahan Generasi Z?"

17 November 2023   08:00 Diperbarui: 17 November 2023   08:04 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd.: Sebagai salah satu pakar pendidikan di Indonesia, Prof. Arief Rachman menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka mengusung konsep “learner-centric” yang memberikan lebih banyak kewenangan kepada siswa dalam mengatur proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka. Hal ini dianggap sebagai respons yang penting dalam menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman.

2. Prof. Dr. H. Abdul Aziz, M.Pd.: Menurut Prof. Abdul Aziz, Kurikulum Merdeka menjadi sebuah langkah revolusioner yang mampu mengatasi kekakuan sistem pendidikan konvensional. Dia menyoroti bahwa pendekatan ini menawarkan ruang lebih besar bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara lebih bebas, sehingga dapat merespons keberagaman individu dalam belajar.

3. Dr. Rizalman M. Hidayat, M.Pd.: Dr. Rizalman menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka dirancang untuk menciptakan ruang bagi kreativitas siswa, yang dianggapnya sangat penting dalam menghadapi perubahan yang pesat dalam teknologi dan ekonomi global.

Para ahli tersebut mengakui bahwa Kurikulum Merdeka memberikan perubahan paradigma dalam pendidikan dengan menitikberatkan pada kebebasan, fleksibilitas, dan relevansi kurikulum. Mereka percaya bahwa pendekatan ini dapat menjadi langkah signifikan dalam menanggapi perubahan zaman dan mempersiapkan generasi muda, termasuk Generasi Z, dalam menghadapi tuntutan zaman yang terus berkembang. Pendekatan Kurikulum Merdeka sebagai respons terhadap perubahan yang dihadapi oleh Generasi Z tercermin dalam beberapa elemen kunci:

1. Kontekstual dan Inklusif: Kurikulum Merdeka mengakui pentingnya konteks sosial, budaya, dan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran. Ini memungkinkan siswa untuk terlibat dalam materi yang relevan dengan realitas mereka sehari-hari, memperkuat pemahaman dan aplikasi materi pelajaran.

2. Fokus pada Keterampilan Abad ke-21: Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan di era modern, seperti kreativitas, pemikiran kritis, kolaborasi, komunikasi, serta keterampilan pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan kebutuhan Generasi Z yang dihadapkan pada perubahan cepat dan kompleksitas teknologi.

3. Pemberdayaan Siswa: Pendekatan ini mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Melalui pendekatan ini, siswa didorong untuk belajar secara mandiri, menggali minat pribadi, dan mengembangkan potensi mereka sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu.

4. Pembelajaran lintas disiplin: Kurikulum Merdeka mempromosikan pendekatan lintas disiplin dalam pendidikan, memungkinkan siswa untuk memahami hubungan antara berbagai bidang pengetahuan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas.

5. Pengintegrasian Pembelajaran Lintas Disiplin: Kurikulum Merdeka juga mendorong integrasi pembelajaran lintas disiplin, yang memungkinkan siswa untuk menghubungkan konsep dari berbagai mata pelajaran. Hal ini membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam berbagai konteks dapat saling terkait dan diterapkan.

C. Tantangan dan Potensi Implementasi

Meski Kurikulum Merdeka menjanjikan pendekatan yang progresif, implementasinya menghadapi tantangan yang perlu diatasi. Dari sisi infrastruktur, kurikulum, hingga pelatihan tenaga pendidik, diperlukan dukungan yang kuat untuk memastikan keberhasilan penerapan kurikulum ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun