Jawabannya pasti jatuh dengan perlahan-lahan
Kenangan Ibunda di telaga hatiku
Lantang namun tak kering kerontang
kerinduanku dekat dengan tetesan airmata ini
Titik demi titik airmatapun menitik
Terlihat jelas dipermukaan kertas
Pena mengajaku untuk menulis puisi
Begitu jua kertas pucat sahabatku
Betapa kata-katamu di alam mimpi
Menggugah jiwa yang lemah tak berdaya
Terima kasih sudah bersedia sudah mampir dimimpi malamku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!