Mohon tunggu...
Muhammad Saefudin
Muhammad Saefudin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

HAMBA ALLAH yang sedang mempunyai cita-cita ''ingin menjadi tukang cukur rambut presiden mancanegara''.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih

20 Mei 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawabannya pasti jatuh dengan perlahan-lahan

Kenangan Ibunda di telaga hatiku

Lantang namun tak kering kerontang

kerinduanku dekat dengan tetesan airmata ini

Titik demi titik airmatapun menitik

Terlihat jelas dipermukaan kertas

Pena mengajaku untuk menulis puisi

Begitu jua kertas pucat sahabatku

Betapa kata-katamu di alam mimpi

Menggugah jiwa yang lemah tak berdaya

Terima kasih sudah bersedia sudah mampir dimimpi malamku

pada malam empat puluh hari kepergianmu.

Kusempatkan menulis puisi ini

anakmu yang kau cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun