Mohon tunggu...
Muhammad Saefudin
Muhammad Saefudin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

HAMBA ALLAH yang sedang mempunyai cita-cita ''ingin menjadi tukang cukur rambut presiden mancanegara''.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih

20 Mei 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tersipu diantara salah dan malu

Berikan aku secuil kertas untuk menulis hutang

Tak tahu Ibu lupa waktu, mungkin tentu iya

Hutangku pada Ibu tak ingin membayar lewat tantang

Tentulah muazin membakar teriakannya

Ibu bergegas tak berlari untuk memcari riak

Sementara waktu terus  bernapas

Sujudlah Ibu disepenggal waktu

Dikemudian detik aku yang sedang merindukanmu

Sudikah kau memelukku, memeluk mimpiku

Lalu kuingat tetesan airmata melewati garis tepi hidungnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun