orangorang komunis." Masalah yang diangkat oleh Seif adalah halyang Bung Siauw tandaskan pula, yaitu bagaimana memadukan perjuangan politik dalam mencapai kekuasaan negara dengan komitmen menjunjung tinggi HAM?
Sangat disayangkan Bung Siauw wafat di usia yang relatif muda pada tahun 1981. Sebuah kematian yang harus dikaitkan dengan rezim Soeharto di mana kondisi penjaranya yang buruk telah merusak kesehatan Bung Siauw.  Pembunuhan dan penangkapan massal yang dilakukan Soeharto selama bertahuntahun telah menghancurkan kehidupan banyak orang Indonesia yang terbaik dan terpandai. Banyak penulis yang terbaik, pelukis yang terbaik, intelek yang terbaik, dan organisatoris terbaik dibunuh, menjadi cacat seumur hidup,dibungkam, diteror, dan dipaksa untuk hidup sebagai eksil. Lalu muncullah sekelompok preman, perwira militer yang cupat,koruptor dan oportunis yang tidak memiliki talenta menggantikan mereka yang dipersekusi ini.Dengan wafatnya Bung Siauw, Indonesia telah kehilangan salah satu suara yang membela HAM. Ia adalah seorang yang patut diingat sebagai salah satu pembangun bangsa dan negara karena turut dalam perumusan kedua UUD pertama dan seorang tua bijaksana yang di puncak kediktatoran Soeharto mengingatkan rakyat Indonesia bahwa mereka adalah rakyat yang memiliki berbagai hak. Â
Buku ini merupakan gabungan semua catatan, tulisan dan rekaman Siauw Giok Tjhan tentang Peristiwa G30S, peristiwa yang terjadi 50 tahun lalu, yang secara drastis mengubah struktur politik Indonesia dan menghasilkan penderitaan jutaan orang yang tidak bersalah di Indonesia. Dan kesemuanya ini dilakukan oleh negara yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto.
Diharap buku ini, bersama banyaknya publikasi lain tentang G30S, meningkatkan kemampuan para sejarawan dan generasi muda untuk secara objektif mempelajari dan menganalisis G30S. Dan yang lebih penting lagi, diharap buku ini mendorong generasi di kemudian hari untuk berjuang menjamin tidak terulangnya kejahatan negara seperti yang dilakukan oleh Soeharto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H