Mohon tunggu...
Herlya Inda
Herlya Inda Mohon Tunggu... Administrasi - Momhomeschooler

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aku Minta Maaf, Kau Tak Salah

22 Mei 2020   13:51 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:13 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan Anak (pic: sharingcontent)

"Maaf ya Nak. Ibu tidak bawa uang untuk beli sepatu.  InsyaaAllah, bulan depan setelah Ayah gajian, Ibu belikan sepatu princess" Anna mendesah dalam hati.  

Kata maaf yang diucapkan takut mengecewakan anaknya.  Pun belum tentu bulan depan bisa membeli sepatu yang sama.  Mungkin di pasar akan ada sepatu yang mirip dengan harga yang lebih murah.Hanya mengandalkan satu pintu ekonomi, membuat Anna harus membatasi banyak hal.   Dhina semakin besar, akan terus bertambah kebutuhan.  Lebih baik uangnya ditabung hingga saatnya Dhina bersekolah.

Dhina tersenyum. Tidak seperti kebanyakan anak lain yang tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan.  Dhina jauh lebih mudah.

Hanya selang beberapa langkah, Dhina kembali melepaskan tangan Anna.  Dhina memeluk seseorang dari belakang, "Ayaaahh...."

Anna terdiam saat laki-laki itu berbalik.  Di sebelahnya nampak seorang perempuan berpenampilan rapi menggandeng mesra laki-laki itu.  Anna ingat, dulu saat masih kerja, sepulang kantor bersama Dodhi, suaminya, ia sering melakukan hal yang sama.  Berkeliling bersama menghabiskan waktu kemudian pulang ke rumah bersiap-siap tidur dan saling berpelukan mesra hingga azan subuh memanggil merdu.

Anna berlari menghampiri Dhina. "Maafkan anak saya Mas,"

Laki-laki itu menatap Anna dalam.  Wanita disebelahnya segera menarik laki-laki yang dipanggil ayah oleh Dhina.

Anna mendekap Dhina dengan erat.  Tak terasa matanya basah.  Laki-laki itu memang benar ayahnya Dhina.   Dhina tidak salah, Anna yang selama ini salah menganggap kehadiran seorang anak akan menambah kebahagiaan Dodhi, suaminya.  

"Maafkan ibu nak, kali ini kita tidak bisa bermain.  Mungkin besok saat punya waktu lebih, maafkan ibu ya nak". Anna menahan tangis.   Ia pun segera mengajak Dhina untuk pulang ke rumah kontrakan kecilnya untuk menyambut kedatangan suaminya, Dodhi.

Dhina memeluk erat Anna, ibunya.  Tetes air mata Anna dihapus oleh tangan mungil Dhina.  "Dhina minta maaf Bu.  Dhina gak nakal lagi, ibu jangan nangis ya"

....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun