Gentong baru yang dibelikan Anto membuatnya dapat masak dan mencuci piring saat malam hari. Â Ia tidak perlu masak berkali-kali. Â Siangnya waktu yang biasa digunakan untuk masak dapat digunakan untuk tidur. Â
....
Tak terasa Dhina saat ini berusia satu tahun. Â Anna makin piawai mengatur urusan rumah tangga. Â Sejak melahirkan ia tidak pernah jalan-jalan lebih jauh dari pasar dekat rumahnya saat selepas subuh. Â Dodhi yang semakin sering pulang malam karena lembur, membuat Anna hanya jalan-jalan sebatas silaturahmi ke tetangga. Kasihan Dhina jika harus memaksanya keluar kena angin malam. Â Dodhi pun sudah cukup letih bekerja. Ia adalah suami yang pendiam, meskipun tidak banyak bicara kepadanya. Â Anna merasa beruntung memiliki Dodhi yang pengertian. Â Kala akhir minggu, Anna pun tidak kalah sibuk. Â Justru saat itulah ia harus menggosok tumpukan baju yang perlu disetrika. Â Belum lagi membuat bumbu agar urusan masak setiap harinya jadi lebih mudah termasuk beres rumah maksimal sering dilakukan saat akhir minggu.
Tiga tahun berlalu. Â Anna memutuskan untuk mengajak Dhina jalan lebih jauh. Â Anna ingin mencoba berkeliling pusat perbelanjaan. Â Sudah lama sekali Anna tidak merasakannya membuatnya lebih gugup dari perasaannya saat wawancara kerja waktu dulu.
Masih belum sore benar.  Annapun mengganti pakaian  Dhina.  Rencananya Anna mengajak Dhina bermain ke playgroud atau tempat permainan.  Naik kuda goyang-goyang dengan rasa yang bisa saja berbeda dibandingkan naik odong-odong yang selalu dikejar Dhina. Â
Bermodalkan ingatan saat ia sering menghabiskan waktu berdua saja bersama Dodhi ke pusat perbelanjaan dekat rumah kontrakan sebelum Dhina hadir ke tengah-tengah mereka. Setelah naik angkot dua kali dan sedikit berjalan kaki, Â Anna tersenyum lega saat pusat perbelanjaan telah berada tepat dihadapannya. Â
Sambil menggendong Dhina dan memegang erat dompet kecil berisikan beberapa puluh ribu rupiah sisa uang belanja yang diatur setiap hari, Â Anna bergegas menuju tempat bermain. Â Sedikit celingak-celinguk, Anna melihat ke sekeliling, bertanya pada security, "Maaf pak, tempat bermain anak-anak dimana ya?"
"Oh, itu disebelah sana Bu. Â Silakan jalan lurus, lalu dekat simpang toko sepatu, nanti belok kanan. Â Nah disana tempatnya,"
Berjalan sesuai petunjuk, Anna melihat sekeliling. Tiba-tiba Dhina berontak turun dari gendongan. Â Padahal belum sampai ke tempat bermain. Â Dhina berlari cepat menuju ke dalam toko sepatu yang dimaksud. Â
Dhina terdiam di depan sepatu princess berwarna pink. Â Anna melihat kaki mungil Dhina. Â Hatinya membatin. Â Selama ini tidak pernah terbersit sedikitpun untuk membelikannya sepasang sepatu. Mau dipakai kemana? Hanya bermain ke sekitar tidak perlu membuatnya memiliki sepatu.