Mohon tunggu...
Lutviatul Khusna
Lutviatul Khusna Mohon Tunggu... Guru - Lutviatul

Man Jadda wa jada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Dasar Sosiologi Pendidikan

30 September 2019   09:44 Diperbarui: 23 Juni 2021   20:44 7851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Konsep Dasar Sosiologi Pendidikan (unsplash/annie-spratt)

Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia. Dan banyak sudut pandang yang menggambarkan definisi daripada pendidikan itu sendiri. Salah satunya adalah dari segi sosiologi. 

Nah, dalam lingkup sosiologi kita akan mempelajari bagaimana definisi daripada sosiologi dan sosiologi pendidikan itu sendiri dan bagaimana sosiologi pendidikan itu dipahami dan dilaksanakan.

Dengan menggunakan konsep-konsep sudut pandang sosiologis dari pendidikan, maka kita akan dapatr menempatkan pendidikan kedalam konteks yang tepat (menurut sisi sosiologisnya).

Arti harfiyyah dari sosiologi  (sociology) berasal dari kata socius yang berarti “teman” atau “bersama dengan orang lain” dan logos yang berarti “ studi mengenai”, dengan demikian dapat diartikan sebagai studi masyarakat.(syaepurrohman purnama, dkk. 2004)

Baca juga : Merumuskan Model Kurikulum Darurat Tahun Ajaran 2021/2022

Sedangkan menurut dwi narwoko (2004), sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar orang-orang yang ada dimasyarakat. Dan hubungan sosial itu sendiri memiliki bermacam-macam aspek dan kepentingan. Ada berbagai macam bidang yang dapat dipelajari dari manusia dalam berhubungan dengan masyarakat.

Dan ilmu sosiologi pada hakikatnya, bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yanga hanya bisa mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi sebuah usaha dalam peningkatan ilmu itu sendiri, namun sosiologi dapat menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyuguhkan metode-metode yang memanfaatkan pengetahuan ilmiyah untuk memecahkan masalah kecil maupun masalah sosial yang sifatnya perlu untuk ditanggulangi. (soyomukti nurani, 2013)

Menurut dwi narwoko (2004) ia mengutip dari Harry M. Johnson dalam bukunya Sosiology, A Sistematic Introduction (1967), sosiologi jelas merupakan  ilmu pengetahuan karena memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
•Bersifat empiris, karena didasari pada metode penelitian dilanpangan terhadap kenyataan dan hasil dari penelitian tersebut didasari atas pertimbangan akal sehat (rasional).

•Bersifat teoritis, karena selalu berusaha menyusun abstraksi hasil observasi. Observasi tersebut merupakan bagian unsur-unsur yang tersusun secara logis yang menjelas kan hubungan sebab akibat sehingga menjadi sebuah teori.

•Bersifat kumulatif, sosiologi dibentuk oleh sesuatu yang sudah ada, namun tetap terus berkembang.

•Sosiologi bersifat non-etis. Sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta tertentu tetapi tujuannya menjelaskan fakta secara analisis.

Sedangkan pengertian dari sosiologi pendidikan itu sendiri menurut Nasution (2004), adalah merupakan suatu ilmu yang berusaha mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan pribadi individu agar menjadi pribadi yang lebih baik. 

Sementara masih dalam pembahasan yang sama, robbins dan brown mendefinisikan sosiologi pendidikan sebagai ilmu yang menjelaskan dan membahas tentang hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta dapat mengorganisasikan pengalaman. Dengan kata lain sosiologi pendidikan mempelajari perilaku sosial serta metode-metode guna untuk mengontrolnya.

Baca juga : Ajarkan Anak Tentang Toleransi

Tujuan sosiologi pendidikan menurut George W. Harrington adalah sebagai berikut :

1.Memahami peranan guru dikomunitas dan sekolah sebagai sarana perkembangan sosial dan faktor sosial yang mempengaruhi sekolah.

2.Memahami ediologi demokrasi, kebudayaan, sistem ekonomi dan kecendrungan sosial yang dikaitkan dengan institusi pendidikan formal dan informal.

3.Memahami kekuatan sosial dan pengaruhnya terhadap individu.

4.Sosialisi kurikulum.

5.Penggunaan teknik-teknik penelitian dan berfikir kritis untuk mencapai tujuan-tujuan diatas.

Sedangkan Nasution (2004 : 2-5), dengan menukil dari Brown, Cook, Waller dan Payne menyebutkan tujuan sosiologi pendiodikan sebagai :

1.Analisis proses sosialisasi

2.Analisis pendidikan dalam masyarakat

3.Analisis interaksi sosial dalam masyarakat

4.Alat kemajuan dan perkembangan sosial

5.Dasar untuk menentukan tujuan pendidikan

6.Sosiologi terapan

7.Latihan bagi petugas pendidikan

Objek sosiologi pendidikan menurut beberapa pandangan berbeda-beda, tergantung pada pemahaman tentang sosiologi pendidikan. 

Menurut Vembrianto (1990;6) penyelidikan dan pengembangan sosiologi berpusat pada empat hal. Pertama, pendidikan ditinjau dariorientasi sosial yang bersifat umum; Kedua, masalah proses sosialisasi anak; Ketiga, kehidupan atau kehidupan sekolah, dan keempat, pendidikan ditinjau darihubngan antar pribadi. 

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan sosial yang memerlukan kajian sosiologiterapan, dengan objek bahasan pada sekolah,guru,siswa, dan sebagai aspek lain yang terkait.

Nasution (2004:6-7) menyebut pokok-pokok penelitian sosiologi pendidikan meliputi :
1.Hubungan system pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
2.Hubungan antar manusia di dalam sekolah
3.Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, dan
4.Sekolah dalam masyarakat

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa sekolah adalah bagian penting dalam masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pula ilmu-ilmu kemasyarakatan dalam mengkaji kependidikan. 

Baca juga : Yuk, Cek Kesiapan Sekolah dan Siswa untuk Tahun Ajaran Baru

Masyarakat modern mengalami perubahan yang cepat dan mondial (mendunia) sehingga perubahan sosial di berbagai belahan dunia dapat mempengaruhi masyarakat di bagian lainnya. Dengan demikian, pokok-pokok penelitian sosiologi pendidikan pun menjadi lebih luas daripada sekedar siswa, sekolah, masyarakat, dan system sosial sekitarnya.  

Obyek sosiologi dalam konteks keilmuan

Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, obyek sosiologi adl masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia. Proses yang timbul dari hubungan manusia dengan masyarakat. Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya, manusia tidak akan hidup sendiri karena manusia disamping makhluk individu sekaligus juga makhluk sosial. 

Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai naluri yang disebut gregariousness. Pada hubungan antara manusia dengan sesamanya yaitu reaksi yang timbul sebagai akibat adanya akibat adanya hubungan atau interaksi tersebut. 

Oleh karenanya hal yang tidak terpisahkan dengan manusia adalah perilaku atau tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangannya adalah memandang hakikat masyarakat, kebudayaan, dan individu secara ilmiah. 

Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan, dan perkembangan pribadi. 

Salah satu hal yang mendapat perhatian sosiologi yakni penelitian mengenai tata sosial, tingkah laku sosial, yaitu tingkah laku manusia dalam institusi sosial.

Tingkah laku itu hanya dapat mengerti dari tujuan, cita-cita, atau nilai-nilai yang ingin dicapai. Tingkah laku sosial itu membangun kepribadian manusia, yaitu melalui peranan-peranan yang dilakukannya dalam kehidupan kelompoknya. Peranan itu menghasilkan kebudayaan, yang sering kali disebut juga sebagai warisan sosial manusia. 

Tingkah laku sosial manusia merupakan unsur dalam proses kelompok, yaitu proses yang mempunyai bentuk konflik, kerjasama, dan sosialisasi.

Tingkah laku sosial, nilai-nilai, kepribadian, kebudayaan, proses kelompok, struktur kelompok, pemahaman tingkah laku sosial, mempunyai sangkut paut satu sama lain dan membentuk kesatuan organik yang disebut sistem sosial. Kelas sebagai wadah pembelajaran, sekolah, keluarga, masyarakat desa, dan perkumpulan masing-masing itu disebut sistem sosial. 

Masing-masing sistem itu merupakan kesatuan yang bersifat interaktif. Tiap-tiap sistem itu dipengaruhi oleh sistem sosial lain, lingkungan alam, sifat-sifat fisik manusia, dan sifat-sifat psikis manusia di dalamnya.

Malang, 30 september 2019

Penulis kelompok 2

( Rio, Najib, Lutvi, Faiq, Zaki A, Mega)

#sosiologipendidikanpaiunisma2018 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun