Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Petani dan Problem Eksistensi di Mata Pemuda Masa Kini

9 Juni 2020   07:05 Diperbarui: 10 Juni 2020   07:33 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski diyakini bahwa permintaan akan produk pertanian tidak akan pernah berkurang malah semakin terus tumbuh untuk memenuhi perkembangan perkotaan dan penduduk yang semakin besar. 

Modernisasi pertanian berkelanjutan dengan kombinasi berbagai kearifan lokal merupakan solusi yang nyata dalam menghadapi era sekarang ini. Tinggal lagi kerjasama berbagai stakeholder dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

Pertanian dapat tetap menjadi salah satu penopang ekonomi modern dengan cara menjadikan petani muda sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan dan pengembangan pertanian.

Petani muda dianggap memiliki pemikiran yang lebih maju dan mampu untuk menggabungkan penggunaan pengetahuan tradisional dan modern. 

Petani muda harus memiliki persepsi yang mantap di bidang pertanian agar dapat mempelajari sekaligus menyalurkan pertanian kepada generasi mendatang.

Petani muda juga terbuka dengan pengetahuan modern untuk meningkatkan keberlanjutan proses maupun produk pertanian. 

Teknologi geospasial yang dikuasai petani muda juga dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian mulai dari perencanaan, pengambilan kebijakan, studi kelayakan pembangunan pertanian, dan evaluasi lainnya.

Perlu kerjasama semua pihak dalam mendampingi dan mewujudkan kejayaan petani muda Indonesia. Membuka ruang dan kesempatan bagi mereka tentu memerlukan waktu dan kesabaran yang tidak sedikit. Belum lagi pemangku kepentingan dan mafia yang terus membayangi harus segera dicarikan solusi terbaiknya.

"Nenek Moyangku Petani"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun