Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Petani dan Problem Eksistensi di Mata Pemuda Masa Kini

9 Juni 2020   07:05 Diperbarui: 10 Juni 2020   07:33 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari permasalahan yang telah terjadi, beberapa penyebab sektor pertanian menjadi kurang diperhatikan dan diminati oleh generasi muda menurut Susilowati (2016) adalah sebagai berikut:

Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang lebih banyak disebabkan oleh kondisi internal individu atau sektor pertanian kurang memberikan daya tarik kepada tenaga kerja muda untuk berusaha di pertanian. Faktor-faktor tersebut antara lain

1. Rata-rata luas lahan sempit atau bahkan tidak memiliki lahan.

2. Sektor pertanian dipandang kurang memberikan prestise sosial, kotor, dan berisiko.

3. Mismatch antara kualitas pendidikan dan kesempatan kerja yang tersedia di desa, yang dicerminkan oleh semakin banyaknya pemuda di desa yang bersekolah ke jenjang pendidikan lebih tinggi sehingga makin selektif terhadap pekerjaan.

4. Anggapan pertanian berisiko tinggi, kurang memberikan jaminan tingkat, stabilitas, dan kontinyuitas pendapatan.

5. Tingkat upah dan pendapatan di pertanian rendah, terutama dengan status petani gurem.

6. Kesempatan kerja di desa kurang, diversifikasi usaha nonpertanian dan industri pertanian di desa kurang/tidak berkembang.

7. Suksesi pengelolaan usaha tani kepada anak rendah, yaitu kurang dari 40%, karena sebagian besar orang tua juga tidak menginginkan anak-anak mereka bekerja seperti mereka.

8. Belum ada kebijakan insentif khusus untuk petani muda/pemula.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal penyebab generasi muda lebih menyukai bekerja di sektor nonpertanian adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun