Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa yang Luput Diperhatikan dari Isu Urbanisasi?

5 Mei 2023   11:48 Diperbarui: 5 Mei 2023   15:52 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hasil riset Litbang Kompas mengenai pergeseran tujuan migrasi perantau (untuk data tahun 2021)-tangkapan layar dari kompas.id

Alih fungsi lahan biasa terjadi untuk keperluan pemukiman, pembangunan jalan tol atau proyek infrastruktur lain, pertambangan dan ekspansi sektor pariwisata. 

Daerah pertanian yang subur sekaligus memiliki potensi wisata alam yang menjanjikan tak jarang dialihfungsikan menjadi objek wisata. Dilengkapi pula dengan fasilitas dan prasarana pendukungnya seperti cafe kekinian dan villa atau resort. 

Jika di sekitar daerah pertanian atau hutan memiliki sumber daya tambang, bisa dipastikan daerah tersebut akan jadi incaran para pebisnis tambang untuk dikeruk tanahnya dan mendirikan pabrik. 

Dalam sekejap, lingkungan yang tadinya menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat menjadi rusak. Kerusakan ini ada kalanya menimbulkan korban jiwa akibat udara atau air yang tercemar limbah beracun atau jatuh ke dalam lubang-lubang galian tambang yang tidak diurus. 

Belum lagi masalah harga bahan pangan yang tidak bersahabat bagi petani. Biaya produksi tinggi tapi harga di pasaran anjlok. Alih-alih melakukan upaya-upaya yang melindungi para petani, pemerintah lebih suka mengandalkan impor. 

Akibat faktor-faktor eksternal inilah petani menjual tanahnya. Masyarakat desa yang hidup dengan kultur agraris mau tidak mau dipaksa untuk berubah menjadi masyarakat industri. 

Padahal kecakapan alami mereka adalah mengolah dan memanfaatkan hasil alam untuk berbagai kebutuhan. 

Karena tak ada lagi lahan untuk dikelola, bekerja sebagai buruh pabrik, menjajal peruntungan di kota besar atau menjadi buruh migran di negeri tetangga kerap menjadi solusi. 

Ketersediaan Lapangan Kerja yang Terbatas 

Di kota-kota besar, terutama DKI Jakarta, pilihan, kesempatan dan ragam pekerjaan lebih luas. Selama seseorang memiliki pendidikan dan keahlian yang memadai serta mental tahan banting, ia bisa bekerja apapun dan jadi apapun di Jakarta. 

Sementara di desa, lapangan kerja lebih terbatas. Kalau tidak jadi petani, buruh tani, peternak atau kalau desanya berada di daerah pesisir, ya jadi nelayan. Pemuda dan pemudi desa yang beruntung bisa mencicipi pendidikan tinggi tentu bakal lebih memilih untuk merantau dan bekerja di kota.

Apalagi jika mereka hendak menekuni bidang tertentu sebagai profesi. Misalnya, bidang industri kreatif. Minat dan kemampuannya akan lebih terpakai dan berkembang jika ia bekerja di kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun