Alih fungsi lahan biasa terjadi untuk keperluan pemukiman, pembangunan jalan tol atau proyek infrastruktur lain, pertambangan dan ekspansi sektor pariwisata.Â
Daerah pertanian yang subur sekaligus memiliki potensi wisata alam yang menjanjikan tak jarang dialihfungsikan menjadi objek wisata. Dilengkapi pula dengan fasilitas dan prasarana pendukungnya seperti cafe kekinian dan villa atau resort.Â
Jika di sekitar daerah pertanian atau hutan memiliki sumber daya tambang, bisa dipastikan daerah tersebut akan jadi incaran para pebisnis tambang untuk dikeruk tanahnya dan mendirikan pabrik.Â
Dalam sekejap, lingkungan yang tadinya menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat menjadi rusak. Kerusakan ini ada kalanya menimbulkan korban jiwa akibat udara atau air yang tercemar limbah beracun atau jatuh ke dalam lubang-lubang galian tambang yang tidak diurus.Â
Belum lagi masalah harga bahan pangan yang tidak bersahabat bagi petani. Biaya produksi tinggi tapi harga di pasaran anjlok. Alih-alih melakukan upaya-upaya yang melindungi para petani, pemerintah lebih suka mengandalkan impor.Â
Akibat faktor-faktor eksternal inilah petani menjual tanahnya. Masyarakat desa yang hidup dengan kultur agraris mau tidak mau dipaksa untuk berubah menjadi masyarakat industri.Â
Padahal kecakapan alami mereka adalah mengolah dan memanfaatkan hasil alam untuk berbagai kebutuhan.Â
Karena tak ada lagi lahan untuk dikelola, bekerja sebagai buruh pabrik, menjajal peruntungan di kota besar atau menjadi buruh migran di negeri tetangga kerap menjadi solusi.Â
Ketersediaan Lapangan Kerja yang TerbatasÂ
Di kota-kota besar, terutama DKI Jakarta, pilihan, kesempatan dan ragam pekerjaan lebih luas. Selama seseorang memiliki pendidikan dan keahlian yang memadai serta mental tahan banting, ia bisa bekerja apapun dan jadi apapun di Jakarta.Â
Sementara di desa, lapangan kerja lebih terbatas. Kalau tidak jadi petani, buruh tani, peternak atau kalau desanya berada di daerah pesisir, ya jadi nelayan. Pemuda dan pemudi desa yang beruntung bisa mencicipi pendidikan tinggi tentu bakal lebih memilih untuk merantau dan bekerja di kota.
Apalagi jika mereka hendak menekuni bidang tertentu sebagai profesi. Misalnya, bidang industri kreatif. Minat dan kemampuannya akan lebih terpakai dan berkembang jika ia bekerja di kota.Â