Alih-alih terjebak pada obsesi anti-aging yang merusak, mengapa kita tidak belajar memaknai penuaan sebagai perjalanan dan perkembangan intelektual, emosional dan spiritual untuk mencapai kebijaksaaan?
Ketimbang memaksa perempuan untuk selalu tampak muda dan langsing meski sudah emak-emak berumur, mengapa kita tidak belajar memahami dan menghargai pengalaman biologis dan ketubuhan mereka?
Terakhir, bisakah kita memaknai penuaan sebagai pengingat untuk lebih banyak berbuat kebaikan sebab jarak antara kehidupan dan kematian yang kian rapat?
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H