Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Anti-Aging Obsession: Mengapa Perempuan Selalu Dibebani Standar Kecantikan yang Tidak Masuk Akal?

19 November 2022   18:33 Diperbarui: 27 Desember 2022   00:12 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seorang perempuan melakukan perawatan wajah untuk mencegah penuaan-photo by sora shimazaki from pexels

Saya pikir ini juga alasan mengapa perempuan disuruh cepat-cepat menikah sebelum usia 30 tahun.

Anti-aging obsession adalah salah satu efek dari pemaksaan standar kecantikan pada perempuan. Bahwa perempuan, tak peduli berapapun usianya, apapun statusnya, berapapun jumlah anaknya, dituntut untuk selalu tampak awet muda, glowing dan langsing.

Meski ada perempuan yang tampak awet muda padahal sudah jadi ibu 3 anak dan berusia separuh abad, tapi berapa banyak perempuan yang seberuntung ini?

Mama saya barangkali merupakan salah satu perempuan yang beruntung.

Beliau kelahiran 1965 (hitung sendiri ya, usianya), anak tiga sudah pada dewasa dan oleh tetangga sering disangka masih usia 40-an.

Pernah ketika saya pergi berdua dengan mama dan waktu mama bertanya sesuatu (saya lupa apa persisnya) pada orang di jalan, orang yang ditanyai ini bisa-bisanya memanggil mama saya dengan sebutan "mbak". 

Padahal yang ditanyai ini kalau ditaksir kira-kira usianya setengah dari usia mama. Saya tidak menyalahkan orang yang selalu ingin terlihat rupawan dan awet muda karena saya juga demikian. 

Namun, ketika ketakutan akan penuaan berubah menjadi obsesi anti-aging, itu akan menghancurkan diri sendiri. Kita terobsesi untuk tampak awet muda bukan karena pilihan sadar melainkan tekanan sosial.

Perempuan dituntut untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, di mana ia harus segera menikah, segera punya anak, selalu siap sedia melayani suami, tapi di saat yang sama ia juga dituntut untuk bisa menjaga dirinya tetap awet muda, glowing dan langsing.

Tubuh yang seperti gitar spanyol kala masih gadis lalu berubah jadi macam bedug masjid setelah punya anak, sebenarnya adalah hal yang wajar. 

Gara-gara standar kecantikan yang memaksa untuk tetap awet muda, badan yang melar segede bedug ini akhirnya dianggap masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun