Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ibu Pekerja dan Narasi tentang Pemberdayaan Perempuan yang Lupa pada Akar Masalahnya

24 Desember 2021   17:41 Diperbarui: 25 Desember 2021   02:35 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyatanya, banyak kok ibu pekerja yang masih sayang anak dan selalu meluangkan waktu untuk anak di sela kesibukannya. Dengan demikian, anggapan bahwa anak-anak yang ibunya bekerja itu kesepian, kurang perhatian dan kasih sayang, hanya mitos belaka.

Ketiga, dan ini yang akan menjadi inti pembahasan dari artikel ini, adalah menjadi perempuan dan ibu pekerja itu berat, saudara-saudara.

Masalah yang Luput Dibahas

Melalui pemikiran Kartini tentang emansipasi, kita jadi punya kesempatan untuk berpendidikan dan bekerja sebagaimana laki-laki. Hampir di semua sektor bisnis dan pemerintahan membuka lowongan kerja bagi perempuan.

Dukungan terhadap perempuan, terutama ibu, untuk bekerja di luar rumah dan di berbagai bidang serta mandiri dan berdaya secara ekonomi, kerap menjadi bagian dari narasi pemberdayaan perempuan (women's empowerment) yang sering kita dengar.

Sebagai perempuan, tentu saya senang ketika perempuan mendapatkan kesempatan untuk mengaktualisasi diri dan mandiri secara finansial dengan bekerja. Hal ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa dunia perempuan tidak hanya seputar dapur, sumur, kasur.  

Namun narasi pemberdayaan ini belum sepenuhnya menyelesaikan masalah yang sebenarnya terjadi pada perempuan dan ibu pekerja.  

Masalah-masalah yang Dihadapi Perempuan dan Ibu Pekerja

ilustrasi pekerja domestik, pekerja yang minim perlindungan atas keselamatan kerja-photo by rodnae production from pexels.com
ilustrasi pekerja domestik, pekerja yang minim perlindungan atas keselamatan kerja-photo by rodnae production from pexels.com

Sebuah solusi tidak akan tercipta tanpa mengetahui akar masalahnya.

Perempuan dan ibu pekerja, di berbagai jabatan dan status sosial-ekonomi, punya masalah yang berbeda-beda.

Perempuan dan ibu pekerja dengan jabatan dan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi kerap kesulitan untuk meraih posisi pimpinan puncak atau pengambil keputusan dalam organisasi.

Mereka yang sudah menikah seringkali harus terbentur oleh glass ceiling serta status sebagai istri dan ibu yang membuat mereka dianggap tidak mampu bekerja secara maksimal karena harus mengurus suami dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun