Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mencapai Net-Zero Emissions adalah Tanggung Jawab Setiap Individu Bukan Hanya Negara-negara Maju

6 Oktober 2021   10:26 Diperbarui: 8 Oktober 2021   11:31 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi daging sapi yang menghasilkan emisi karbon lebih tinggi dibanding bahan makanan lainnya | image by tomwieden from pixabay

Dari keenam jenis pembangkit ini, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sumbernya dari batu bara, masih mendominasi kapasitas pembangkit di Indonesia.

Selain membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terbentuk, batu bara juga menimbulkan masalah lingkungan, seperti menimbulkan hujan asam; mencemari udara, tanah dan sumber air serta menimbulkan efek gas rumah kaca.

Mematikan lampu dan perlengkapan elektronik yang tidak digunakan, memanfaatkan penerangan alami di siang hari, menanam pepohonan agar udara lebih sejuk, mencabut pengisi daya apabila baterai sudah penuh adalah beberapa hal yang saya lakukan untuk menghemat listrik.

Dengan menghemat listrik kita telah menbantu mengurangi emisi karbon karena setidaknya lisrik yang dipasok tidak digunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. 

2. Mengurangi konsumsi daging merah 

ilustrasi daging sapi yang menghasilkan emisi karbon lebih tinggi dibanding bahan makanan lainnya | image by tomwieden from pixabay
ilustrasi daging sapi yang menghasilkan emisi karbon lebih tinggi dibanding bahan makanan lainnya | image by tomwieden from pixabay

Daging merah berkontribusi menyumbang emisi karbon lebih banyak dibanding makanan lain, seperti daging ayam, ikan, telur, susu dan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Sebenarnya hal ini lebih disebabkan oleh proses pemeliharaan ternak sapi sendiri yang kadang belum ramah lingkungan, seperti pemberian pakan dan pengolahan limbah peternakan.

Peternakan hewan ruminansia, seperti sapi, domba dan kambing menghasilkan gas metana yang tinggi. Gas metana tersebut berasal dari sendawa dan kentut hewan ternak itu sendiri. 

Selain mencemari lingkungan, produksi gas metana yang terlalu tinggi dapat menurunkan produktivitas ternak sehingga merugikan bagi peternak. 

Oleh karena itu, pemberian pakan yang tepat penting dilakukan oleh peternak untuk mengurangi produksi gas metana yang tinggi.

Meskipun masih mengonsumsi makanan yang berbahan daging merah, saya membatasi konsumsi setidaknya seminggu sekali saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun