Saat ini konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer mencapai 414,3 part per million (ppm). Angka ini  maksudnya adalah jika kita mengerat satu juta molekul udara dari atmosfer, 414, 3 bagiannya adalah karbon dioksida sedangkan sisanya adalah gas rumah kaca lain.Â
Adapun gas rumah kaca lain selain karbon dioksida, yaitu nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx), metana (CH4), Chlorofluorocarbon (CFC) dan hydrofluorocarbon (HFC).
Konsentrasi sebesar ini telah naik dua kali lipat dalam kurun 300 tahun dan menaikkan suhu bumi sebesar 1,2 derajat Celcius.
Para ahli menghitung, suhu bumi akan naik 2 derajat Celcius jika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer tembus 500 ppm.
Angka 2 derajat Celcius inilah batas maksimal yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015. Itu sebabnya dunia diminta mengurangi emisi mereka hingga 45% pada 2030 agar peningkatan suhu bumi tidak mencapai lebih dari 2 derajat Celcius pada tahun 2100.
Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi Persetujuan Paris pada 2016 di New York ikut berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions dengan melakukan berbagai langkah, seperti rehabilitasi hutan mangrove, pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, kendaraan listrik dan sebagainya.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan dunia, kita juga bisa berkontribusi dalam mencapai net-zero emissions mulai dari lingkup terkecil, yaitu individu dan keluarga.
Adapun tindakan kecil dan sederhana yang telah saya lakukan sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen net zero emissions sebagai berikut.
1. Hemat ListrikÂ
Ada enam jenis pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia, yaitu tenaga uap, gas, diesel, panas bumi, air dan energi terbarukan.Â