Keempat, merespon setiap pertanyaan anak dengan bijak
Jika anak bertanya sesuatu tentang seks, jangan buru-buru dimarahi. Tanyakan saja dulu mengapa ia menanyakan hal itu atau dari mana ia mengetahui hal itu. Kemudian berikan jawaban yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
Tidak perlu memberikan jawaban secara detail karena ia pasti belum mampu mencerna semuanya.
Jika tidak tahu dan belum mampu menjawab pertanyaannya, tetap hargai pertanyaan anak dengan mengatakan bahwa pertanyaannya bagus dan berterima kasih karena sudah mau bertanya.Â
Sekalian buat janji dengan anak bahwa Anda akan menjawab pertanyaan itu nanti (entah saat sedang makan malam bersama, akhir pekan atau kapan pokoknya terserah Anda). Jangan sampai anak-anak mencari jawaban dari orang atau sumber-sumber informasi yang tidak jelas.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, terutama seputar seks memang tidak mudah. Pertanyaan-pertanyaan mereka seringkali tidak terduga dan terdengar polos. Semakin polos pertanyaannya justru semakin susah menjawabnya. Â
Jadi, jelaslah bahwa bahasan dalam pendidikan seks bukan hanya tentang persetubuhan antara laki-laki dan perempuan melainkan lebih luas lagi bahkan bisa menjadi salah satu tindakan preventif.
Pendidikan seks tidak sama dengan pornografi. Pornografi bersifat merusak, baik akhlak maupun psikis. Sementara pendidikan seks menghindarkan anak dari paparan buruk pornografi.
Pendidikan seks juga bukan berarti mengajarkan seks bebas pada anak-anak. Justru pendidikan seks mengajarkan agar anak-anak berhati-hati akan aktivitas seksual yang terlarang dan berisiko, baik itu risiko kesehatan, seperti penyakit menular seksual, sampai risiko sosial, seperti kekerasan seksual yang membuat korban malu dan menarik diri dari lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H