Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengenal Decoy Effect, Strategi Marketing yang Bikin Pengeluaran Lebih Boros

22 September 2020   09:17 Diperbarui: 16 Februari 2022   22:08 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rata-rata orang akan terjebak pada pemikiran "hanya perlu menambah sedikit saja bisa dapat yang lebih banyak".

Maksudnya adalah dengan selisih harga yang kecil, pembeli sudah bisa mendapatkan popcorn ukuran besar yang pasti lebih banyak.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Anda sanggup menghabiskannya? Apakah Anda benar-benar membutuhkannya? 

Fenomena inilah yang dalam dunia pemasaran dikenal dengan decoy effect. Sederhananya, decoy effect (Tabloid Nova Edisi 1741) adalah teknik psikologi harga yang sering digunakan dalam dunia pemasaran untuk membuat konsumen membeli produk yang harganya lebih mahal.

Pada contoh ilustrasi di atas, popcorn ukuran kecil dan sedang hanyalah umpan atau "decoy" agar pembeli lebih memilih yang ukuran besar. 

Produk umpan (decoy) ini sebenarnya tidak diniatkan untuk dijual, namun hanya sebagai pancingan agar konsumen membeli produk yang paling mahal atau yang dianggap paling menguntungkan bagi penjual. 

Bentuk-bentuk Decoy Effect yang Ada di Pasaran

Pada umumnya, ada dua bentuk decoy effect yang sering ditemukan di pasaran.

Pertama, produk dengan harga grosir. Contohnya begini.

Dijual baju dengan harga sebagai berikut.

1 helai baju Rp 100.000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun