Stella tak tahu bahwa Arabel tengah mencemaskan hal lain. Uang sakunya dalam kondisi cekak. Arabel harus berhemat bila ingin sampai ke Spanyol. Sudah begitu, dirinya harus membiayai pula perjalanan Stella. Lupakan hotel dengan kasurnya yang empuk. Kini Arabel terpaksa mengajak Stella menggelandang di taman - taman kota Madrid.
    "Maaf, boleh kami bertanya sesuatu?"
    Arabel dan Stella menoleh.
    Seorang polisi tampak berdiri sambil mengangguk hormat. Muka Arabel langsung memerah. Ia menjadi tegang. Mau apa opsir ini?
    Tak jauh dari polisi tersebut, sekelompok polisi lain tengah berbincang - bincang. Mobil serta sepeda motor Harley-Davidson mereka terparkir rapi. Sungguh pemandangan tak terduga. Darimana mereka datang?
    Diantara mereka tampak seorang detektif kepolisian berpakaian preman sedang merokok. Pria berkumis tipis itu menatap Arabel tanpa berkedip.
    Saat itulah mendadak terjadi hal yang dicemaskan Arabel.
    Stella memberontak. Secara tak terduga gadis itu berlari menjauh. Arabel dan polisi itu seketika terkejut. Muncullah gerak refleks Arabel. Gadis itu mengangkat pistolnya untuk mengancam Stella. Moncong senjata tersebut menyeruak dari balik jubah dan terlihat oleh sang polisi.
    Polisi tersebut seketika mencabut pistolnya.
    Terdengar bunyi tembakan yang memekakkan telinga.
***