Mohon tunggu...
Luluk Muna
Luluk Muna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Syukuran dan Sedekah Bumi

20 Juli 2024   09:27 Diperbarui: 20 Juli 2024   09:29 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artinya: Dengan apa saja nikmat yang ada pada kalian kecuali datangnya dari Allah.

 Menurut ayat tersebut telah dijelaskan bahwa segala nikmat yang ada adalah dari Allah Tuhan semeta alam. Oleh karena itu, manusia sebagai mahkluknya harus bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan. Sehingga, dengan merealitaskan bentuk syukur tersebut tidak hanya mengucap ''Alhamdulillah'' tetapi dengan mengadakan syukuran atau biasa dikenal dengan selametan yang sudah biasa terdengar ditelinga kita.

B.Sedekah Bumi

Sedekah Bumi merupakan suatu tradisi yang dilaksanakan masyarakat setiap tahun. Secara harfiah sedekah bumi terdiri dari dua kata yaitu sedekah dan bumi. Sedekah merupakan perbuatan yang terpuji dan dianjurkan oleh Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda:

"Bersedekah dapat menolak musibah dan dapat menambah keberkahan umur".

 Sedangkan bumi merupakan suatu planet yang dihuni oleh manusia. Namun, pemaknaan bumi bukan hanya sebagai planet tempat manusia hidup, melainkan bumi merupakan tempat seluruh makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) didarat (tanah) untuk tumbuh, berkembang serta meninggal. Dalam tradisi orang jawa, tradisi yang dilakukan untuk menghormati bumi dilambangkan dengan sosok Dewi Sri, yang melambangkan kesuburan padi disawah. Seperti filosofi orang jawa bahwa Dewi Sri memberi semangat dan daya hidup pada padi. Untuk itu sedekah bumi merupakan tradisi tahunan yang rutin dilaksanakan untuk menghormati lingkungan yaitu untuk mensyukuri pertanian hasil bumi. Menurut Koentjaraningrat, tradisi sedekah bumi merupakan suatu slametan yang dilaksanakan dalam tradisi bersih desa pada bulan setelah terjadinya panen. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara, yang rutin melaksanakan sedekah bumi setiap tahunnya. Secara umum tradisi sedekah bumi merupakan upacara adat masyarakat jawa untuk menunjukkan rasa syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang telah diberikan melalui bumi (tanah) berupa berbagai macam hasil bumi. Berbagai upacara (tradisi) yang dilakukan oleh masyarakat yaitu selametan, pembacaan do'a dan tahlil dengan dipimpin pemuka agama yang bertujuan untuk menciptakan kontak dengan Tuhan seluruh alam. Adat dari Desa Batukali yaitu menanggap wayang untuk menghibur masyarakat ketika malam acara sedekah bumi. Berikut dokumentasi rangkaian acara dalam sedekah bumi di Desa Batukali.

C.Perbedaan Syukuran dan Sedekah Bumi

1.Secara Konsep dan Pelaksanaannya

Syukuran biasanya dilakukan dalam peristiwa kehidupan sehari-hari yang dianggap penting, seperti kelahiran, pernikahan, atau pencapaian tertentu dalam hidup individu atau keluarga. Tradisi ini lebih menonjolkan aspek perayaan dan kebersamaan, di mana masyarakat berkumpul untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan dan merayakan bersama dalam suasana yang penuh sukacita. Aktivitas seperti berdoa bersama, menyantap hidangan bersama, dan membagi-bagikan rezeki kepada yang membutuhkan menjadi bagian integral dari syukuran. Melalui kegiatan seperti doa bersama, makan bersama, dan berbagi rezeki, tradisi ini memperkuat hubungan personal antar individu dan membangun solidaritas komunitas yang kuat.

Sebaliknya, sedekah bumi lebih fokus pada aspek ekonomi dan ketergantungan hidup dari sektor pertanian. Tradisi sedekah bumi terkait erat dengan hasil panen dan keberlangsungan kehidupan berbasis pertanian di komunitas agraris. Melalui sedekah bumi, masyarakat tidak hanya mengekspresikan rasa syukur atas hasil bumi yang diberikan Tuhan, tetapi juga menjaga keseimbangan sosial dengan membagi rezeki kepada sesama secara adil. Melalui pembagian hasil panen kepada sesama masyarakat, tradisi ini memperkuat solidaritas dan meningkatkan ketahanan sosial dalam komunitas agraris.

2.Secara Budaya dan Spiritual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun