Kedua, pembinaan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pendidikan sekolah guru lebih fokus menjelaskan tentang materi terkait dengan pengetahuan saja. Sedangkan, untuk secara khusus memberi materi pendidikan karakter hanya pada mata pelajaran Agama tau Ppkn saja, itupun hanya 1 atau 2 bab.Â
Salah satu cara yang tepat untuk melakukan pembinaan karakter yaitu melalui keteladanan guru atau guru sebagai role mode untuk peserta didik. Baik di dalam lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah. Selain dengan upaya keteladanan guru dapat juga melakukan pembinaan lewat mata pelajaran khusus, seperti mata pelajaran Agama ataupun bimbingan dan konseling yang dapat melakukan bimbingan disetiap kelas satu minggu satu kali.
Pembinaan dari guru BK(Bimbingan dan Konseling), seperti yang kita ketahui bahwa guru BK terkenal sebagai polisi sekolah yang biasanya ditakuti oleh peserta didik. Dalam hal ini, guru BK dapat melakukan pembinaan pada peserta didik melalui materi yang dapat dilakukan satu atau dua minggu satu kali setiap kelas. Atau guru BK dapat mengisi kelas yang tidak ada gurunya atau kosong untuk melakukan pembinaan tentang pendidikan karakter.
Setelah melakukan kedua hal tersebut guru dapat melakukan pengawasan terhadap peserta didik. Tidak hanya pengawasan terhadap peserta didik yang mempunyai karakter kurang baik saja melainkan melakukan pengawasan juga terhadap semua peserta didik. Takut takut ada penyimpangan yang mereka lakukan.
- Peran Sekolah Sebagai Screening moral
Kata moral berasal dari bahasa latin yaitu 'mores' yang artinya tata cara dalam kehidupan ata adat istiadat. Sedangkan dalam KBBI moral berarti baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa moral adalah sebuah sikap, kewajiban yang mana hal itu diatur oleh masyarakat ataupun sudah menjadi adat istiadat yang dalam satu daerah. Dengan kata lain moral adalah sikap untuk mematuhi aturan tidak tertulis yang ada di masyarakat. Orang yang tidak mematuhi aturan itu ataupun memiliki sikap yang tidak sesuai dengan aturan tersebut disebut amoral.
Pendidikan moral yang ada pada sekolah berperan membantu peserta didik mengenal, menyadari pentingnya nilai-nilai moral yang seharusnya dijadikan panduan dalam melakukan sesuatu atas sikap dan prilakunya baik untuk diri sendiri ataupun berkelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
Sekolah juga berperan untuk melakukan screening pada moral peserta didik. Mengingat di dalam sekolah peserta didik tidak hanya dari satu wilayah yang sama ataupun memiliki karakter, kepribadian yang sama. Sehingga akan banyak sekali variasi tentang moral yang ada pada diri sendiri, ada yang bermoral tinggi, rendah bahkan amoral. Hal ini biasanya tergantung bagaimana cara orang tua mendidik, pergaulan dalam lingkungan sekitar.
Dalam proses screening sekolah seharusnya tidak hanya menginformasikan tentang teori-teori dan pengetahuan yang monoton pada peserta didik, jika seperti itu peserta didik akan merasa bosan dan tidak tertarik dengan pembahasan. Untuk itu harus dilakukan dengan cara baru yang tidak membosankan, pendidikan moral ini harusnya juga memberikan informasi yang baru untuk peserta didik sehingga pengetahuan tentang moral yang mereka punya akan berkembang dan mereka pun antusias dalam mendengarkan penjelasannya.
Kini semakin maju arus globalisasi juga teknologi yang ada sehingga hal itu juga memengaruhi moral anak-anak orang dewasa maupun orang tua. Sikap yang sering muncul akibat dari kemajuan jaman ini biasanya adalah sikap individualisme. Tugas sekolah selain melakukan screening juga melakukan pencegahan terhadap hal seperti itu.
Langkah- langkah yang dapat diambil untuk mengentasipasi perubahan bahkan kehilangan moral peserta didik, sebagai berikut :