Mohon tunggu...
Lulu Ilmanun
Lulu Ilmanun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 3 prodi bahasa indonesia Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Saya hobi menulis biasanya saya menulis di salah satu aplikasi yang digemari banya anak muda seperti wattpad. Namun, kali ini saya akan menulis sebuah artikel materi pembelajaran yang mungkin bermanfaat bagi banya orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memori

25 April 2024   10:00 Diperbarui: 25 April 2024   10:07 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dinginnya suhu AC di cafe membuat perempuan berhijab merah muda itu mengusap kedua telapak tangannya yang berwarna putih pucat. Minuman yang di pesannya sesekali ia seruput untuk menghangatkan tubuhnya.

Kayla Geigi Calista, perempuan polos dengan darah Turki-Indo. Penyuka hal apapun yang berwarna merah muda. Umurnya 24 tahun angka yang cocok untuk memikirkan pernikahan tapi tidak untuknya. Kayla tidak mau lagi menyerahkan hatinya pada lelaki manapun cukup waktu itu yang terakhir. Saat ini dia hanya akan berfokus pada karirnya sebagai seorang dokter.

Seperti biasa Kayla mengamati cafe yang tiap hari ia datangin. Pengunjungnya tidak ramai, cocok bagi Kayla yang introvert untuk menghabiskan waktu. Kenangan manis bercampur pahit seketika terlintas dipikirannya. Kayla teringat bagaimana awal mula cintanya dimulai. Tempat ini pertama kali kayla bertemu dengan lelaki itu. Kayla menggelengkan kepala, tidak seharusnya ia memikirkan lelaki yang telah membohonginya itu.

Kring

Lonceng cafe berbunyi menandakan ada pengunjung yang masuk. Kayla tidak peduli, ia memberengut karena minuman kesukaannya telah habis. Kemudian Kayla berdiri ia akan memesan matcha latte lagi. Namun, karena tidak memperhatikan jalan ia menabrak seseorang yang sedang antre.

“Aduh, yang bener dong kalau jalan” Keluh seseorang yang Kayla tabrak.

“Eh iya, maaf aku lagi tidak fokus” Ucap Kayla menyesal. Kayla belum melihat wajah lelaki yang ia tabrak karena Kayla menabraknya dari arah belakang. Namun, Kayla merasa tidak asing dengan suaranya. Kayla memperhatikan dari belakang ternyata seorang lelaki menggunakan jaket berwarna hijau dengan belakangnya bertuliskan gojek. 

“Mungkin ingin memesan orderan” Ucap Kayla dalam hati.

Kemudian lelaki tersebut berbalik menghadap Kayla dan betapa terkejutnya Kayla ternyata lelaki yang ia tabrak adalah lelaki yang baru saja ia pikirkan. Lelaki yang telah membohonginya 2 tahun lalu.

“KAIVAN!!!” Seru Kayla heboh. Kayla tidak menyangka akan bertemu lelaki itu lagi dan di cafe yang sama.

“Kk-kayla?” Ucap lelaki yang bernama Kaivan itu sambil terbata-bata. Kaivan pun sama terkejutnya dengan Kayla.

“Apa yang sedang kau lakukan disini?” Tanya Kayla heran. Sepengetahuan Kayla, Kaivan sudah menikah dan tinggal diluar kota mengurus restorannya yang sudah memiliki banyak cabang.

“Aku sedang bekerja” Jawab Kaivan sambil menunduk. Sepertinya lelaki itu menyadari tatapan heran dari Kayla.

“Sepertinya ini takdir, aku baru saja memikirkan mu. Ada banyak hal yang harus kau jelaskan pada ku mengenai 2 tahun yang lalu. Kita harus berbicara.” Kata Kayla menggebu-gebu. Kayla tidak akan melewatkan hal ini ia harus mengetahui alasan Kaivan membohonginya.

“Maaf tidak bisa, aku harus mengantarkan orderan pelanggan ku.” Keluh Kaivan sambil menunjukkan beberapa bungkus minuman.

“Aku tidak peduli, kau tidak bisa kabur lagi.” Ucap Kayla tersenyum sinis.

“Hufft, baiklah tapi aku tidak bisa lama.” Kata Kaivan sambil menghela nafas.

“Oke, tidak akan lama.” Jawab Kayla dan mengajak Kaivan untuk duduk ditempat
Kayla tadi.

Kayla dan Kaivan bertemu pertama kali di cafe ini. Kayla yang saat itu tengah sendirian bingung saat seorang lelaki tiba-tiba meminta izin padanya untuk duduk di kursi kosong dihadapan Kayla. Kaivan memperkenalkan diri sebagai seorang pengusaha sukses yang memiliki cabang restoran di beberapa kota.

Kayla merasa nyaman dengan lelaki itu. Kayla melihat Kaivan memiliki sikap ceria dan senyuman lelaki itu menghangatkan hatinya. Akhirnya mereka semakin dekat dan sering bertemu di cafe tersebut. Setahun mengenal Kaivan, Kayla mengetahui bahwa lelaki itu belum menikah. Namun, orangtua Kaivan mendesaknya untuk segera menikah. Tapi Kaivan menginginkan pasangan hidup yang sama-sama ingin membuat usahanya semakin sukses.

Seiring waktu tumbuhlah perasaan suka dari Kayla. Namun, Kayla takut mengutarakannya pada Kaivan. Biarlah perasaannya ia pendam dan mereka hanya sebatas teman. Suatu ketika Kaivan meminjam uang kepada Kayla karena salah satu restoran Kaivan dalam masalah. Kayla yang percaya dengan Kaivan pun langsung meminjamkan uang yang nominalnya besar kepada Kaivan. Lagian Kaivan akan mengembalikannya dalam waktu seminggu pikir Kayla pada waktu itu. Namun, dalam seminggu itu Kaivan tidak ada mengabari Kayla sedikitpun. Seolah Kaivan menghilang, tapi Kayla sangat membutuhkan uangnya.

Kayla akhirnya pergi ke salah satu restoran milik Kaivan. Kaivan pernah mengajaknya ke restoran tersebut. Kayla bertanya kepada waiters yang ada di restoran itu. Ternyata restoran itu telah dijual oleh Kaivan serta hal yang membuat Kayla terkejut adalah ternyata Kaivan telah menikah. Kaivan dan istrinya pergi keluar kota untuk mengurus restorannya yang lain.

Kayla menghela nafas, mengingat hal itu membuat hatinya sakit lagi. Tapi sekarang Kaivan ada dihadapannya. Kayla akan mendapat jawaban dari semua kebingungannya.

“Kenapa kau membohongiku Kai?” Tanya Kayla sambil menyeruput matcha latte yang baru saja diantar oleh salah satu waiters.

“Saat itu aku butuh uang.” Jawab Kaivan seenaknya.

Kayla menggeram, ia tidak mempersalahkan mengenai uang itu. Hal yang ia ingin tahu kenapa Kaivan mengaku belum menikah.

“Aku ingin kau menjelaskan semuanya, dan kenapa kau bekerja sebagai gojek? Maaf, bukannya aku merendahkan pekerjaan itu. Tapi, bukankah kau bersama istrimu pergi keluar kota untuk mengurus bisnismu?” Tanya Kayla heran. Kayla merasa ada hal yang besar terjadi pada Kaivan.

“Baik, aku akan menceritakan semuanya. Tapi setelah aku cerita kau jangan mengasihani ku” Kata Kaivan sambil mengamati cafe yang menjadi tempat pertemuannya pertama kali dengan perempuan berhijab merah muda itu.

Flashback on

Kaivan menghela nafas, menunduk melihat sepasang sepatu lusuh yang ia kenakan. Hari ini ia telah menjual restoran dan rumah yang ia bangun dengan jeri payahnya. Hal itu karena istrinya yang hidup dengan mewah. Karena hidup mewah dari istrinya itu Kaivan terlilit hutang.

“Mor, cepat bereskan barangmu sebelum debt collector berdatangan kesini” Ucap Kaivan tergesa-gesa. Mereka harus pergi dari kota ini sebelum penagih hutang datang kerumah mereka.

“Iya-iya, sudah selesai” Jawab Mora istrinya Kaivan sambil membawa koper dan keluar dengan ogah-ogahan dari rumah mewah itu.
Kaivan dan istrinya pindah ke kota Jakarta. 

Disana mereka tinggal di rumah sewa yang sederhana dan Kaivan mengurus restoran terakhir miliknya. Namun, 2 tahun tinggal di kota Jakarta tidak semulus yang Kaivan pikirkan. Restoran yang sepi pengunjung berakibatkan penghasilannya sedikit.

“Aku tidak bisa hidup susah seperti ini lagi. Kau harus menjual restoran mu ini.” Ucap Mora sedikit berteriak kepada Kaivan.

“Tidak bisa, ini penghasilan terakhir kita kalau dijual kita mau hidup dari mana lagi mor?” Keluh Kaivan. 

Disaat seperti ini ia teringat pada Kayla yang selalu memberi semangat kepadanya ketika ada masalah. Dia merasa bersalah kepada perempuan berhijab itu karena telah membohonginya.

“Kau cari kerja yang lain, aku mau restoran ini harus dijual. Setelah dijual aku minta semua uangnya” Kata Mora kesal sambil pergi meninggalkan Kaivan sendiri di restoran yang tidak ada pengunjungnya.
Kaivan menghela nafas, selalu saja ia bertengkar dengan istrinya karena masalah ini. 

Kaivan menatap sekeliling restoran, ia tersenyum tipis mengingat bagaimana usahanya membangun banyak cabang restoran dibeberapa kota. Tak terasa air matanya pun jatuh, ia tidak menyangka usahanya akan berakhir seperti ini.

Malamnya Kaivan pulang setelah seharian bekerja di restoran. Kaivan heran kenapa rumahnya sangat gelap, “apakah mora belum pulang?” Ucapnya dalam hati. 

Kaivan menghidupkan lampu rumahnya dan pergi ke kamar untuk berganti baju. Tapi ketika dia membuka lemari, ia bingung karena semua pakaian Mora tidak ada dilemari.

“Apakah Mora meninggalkan ku?” Ucap Kaivan merasa sedih, khawatir, dan emosi menjadi satu. 

Kemudian Kaivan teringat surat kepemilikan restoran di lemari. Kaivan berdoa dalam hati semoga apa yang ia pikirkan tidak benar. Namun, apa yang ia pikirkan benar terjadi. Surat kepemilikan restorannya tidak ada di lemari, serta pakaian Mora tidak ada di lemari juga. Mora istri Kaivan telah meninggalkannya karena tidak ingin hidup susah. Dan Mora membawa satu-satunya hal berharga milik Kaivan.

Flashback of

“Karena itu aku ada disini dan bekerja seperti ini sekarang. Belakangan ini aku mengetahui bahwa Mora telah menikah lagi dengan lelaki kaya. Aku sangat menyayanginya, tapi aku tidak bisa berbuat apapun. Mora tidak akan bahagia jika bersamaku. Aku juga hidup bersembunyi dari para debt collector. Hutang ku masih banyak pada mereka, aku belum bisa membayarnya. Aku juga menyesal telah membohongimu dan aku sungguh minta maaf atas kesalahan ku dan akan berusaha mengembalikan uangmu yang aku pinjam” Ucap Kaivan tersenyum tipis sambil menghapus air mata yang mengalir di wajahnya.

Kayla menghela nafas, ia tidak menyangka lelaki pertama yang membuatnya nyaman, lelaki yang ia anggap ceria, lelaki yang ia sayangi akan menangis dihadapannya seperti ini.

“Aku tidak menyangka kau akan mengalami hal seperti itu. Dan setelah semua yang kau perbuat aku tidak bisa memberimu bantuan lagi. Tapi aku menyarankan pada mu untuk berserah kepada Allah mengadu lah kepada-Nya. InsyaAllah kau akan temukan jalan keluar dan mengenai uang yang kau pinjam aku sudah ikhlas dan aku sudah memaafkan mu” Ucap Kayla mantap sambil tersenyum kepada Kaivan.

“Terima kasih kay, kau perempuan yang sangat baik. Aku berharap kau menjalani hidup dengan bahagia. Aku harus kembali bekerja sekarang, semoga kita bisa bertemu kembali dengan keadaan yang lebih baik” Ungkap Kaivan tersenyum kearah Kayla sambil berlalu pergi. 

Kaivan sangat mengagumi perempuan berhijab yang dulu selalu ia perhatikan ketika perempuan itu datang ke cafe. Ya, Kaivan memiliki perasaan dengan Kayla dan ia mengetahui bahwa Kayla juga memiliki perasaan yang sama. Namun, pada saat itu Kaivan telah menikah dan tidak ingin mengkhianati istrinya. Tapi Kaivan malah memanfaatkan kebaikan dari Kayla demi keuntungannya. Kaivan tidak akan mengganggu kehidupan perempuan berhati baik itu lagi. Setelah semua yang ia perbuat Kayla masih mau memaafkannya.

Kayla hanya tersenyum tipis sambil mengamati kepergian Kaivan. Benar, Kayla harus mengikhlaskan apa yang telah terjadi di masa lalu. Dengan begitu hatinya akan terasa lega dan ia tidak akan lagi memikirkan lelaki itu. Kayla akan terus menjalani hidup dengan semestinya hingga menunggu takdir yang telah dipersiapkan Allah Swt untuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun