Mohon tunggu...
Lulu Ilmanun
Lulu Ilmanun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 3 prodi bahasa indonesia Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Saya hobi menulis biasanya saya menulis di salah satu aplikasi yang digemari banya anak muda seperti wattpad. Namun, kali ini saya akan menulis sebuah artikel materi pembelajaran yang mungkin bermanfaat bagi banya orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memori

25 April 2024   10:00 Diperbarui: 25 April 2024   10:07 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku tidak bisa hidup susah seperti ini lagi. Kau harus menjual restoran mu ini.” Ucap Mora sedikit berteriak kepada Kaivan.

“Tidak bisa, ini penghasilan terakhir kita kalau dijual kita mau hidup dari mana lagi mor?” Keluh Kaivan. 

Disaat seperti ini ia teringat pada Kayla yang selalu memberi semangat kepadanya ketika ada masalah. Dia merasa bersalah kepada perempuan berhijab itu karena telah membohonginya.

“Kau cari kerja yang lain, aku mau restoran ini harus dijual. Setelah dijual aku minta semua uangnya” Kata Mora kesal sambil pergi meninggalkan Kaivan sendiri di restoran yang tidak ada pengunjungnya.
Kaivan menghela nafas, selalu saja ia bertengkar dengan istrinya karena masalah ini. 

Kaivan menatap sekeliling restoran, ia tersenyum tipis mengingat bagaimana usahanya membangun banyak cabang restoran dibeberapa kota. Tak terasa air matanya pun jatuh, ia tidak menyangka usahanya akan berakhir seperti ini.

Malamnya Kaivan pulang setelah seharian bekerja di restoran. Kaivan heran kenapa rumahnya sangat gelap, “apakah mora belum pulang?” Ucapnya dalam hati. 

Kaivan menghidupkan lampu rumahnya dan pergi ke kamar untuk berganti baju. Tapi ketika dia membuka lemari, ia bingung karena semua pakaian Mora tidak ada dilemari.

“Apakah Mora meninggalkan ku?” Ucap Kaivan merasa sedih, khawatir, dan emosi menjadi satu. 

Kemudian Kaivan teringat surat kepemilikan restoran di lemari. Kaivan berdoa dalam hati semoga apa yang ia pikirkan tidak benar. Namun, apa yang ia pikirkan benar terjadi. Surat kepemilikan restorannya tidak ada di lemari, serta pakaian Mora tidak ada di lemari juga. Mora istri Kaivan telah meninggalkannya karena tidak ingin hidup susah. Dan Mora membawa satu-satunya hal berharga milik Kaivan.

Flashback of

“Karena itu aku ada disini dan bekerja seperti ini sekarang. Belakangan ini aku mengetahui bahwa Mora telah menikah lagi dengan lelaki kaya. Aku sangat menyayanginya, tapi aku tidak bisa berbuat apapun. Mora tidak akan bahagia jika bersamaku. Aku juga hidup bersembunyi dari para debt collector. Hutang ku masih banyak pada mereka, aku belum bisa membayarnya. Aku juga menyesal telah membohongimu dan aku sungguh minta maaf atas kesalahan ku dan akan berusaha mengembalikan uangmu yang aku pinjam” Ucap Kaivan tersenyum tipis sambil menghapus air mata yang mengalir di wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun