Kayla menghela nafas, mengingat hal itu membuat hatinya sakit lagi. Tapi sekarang Kaivan ada dihadapannya. Kayla akan mendapat jawaban dari semua kebingungannya.
“Kenapa kau membohongiku Kai?” Tanya Kayla sambil menyeruput matcha latte yang baru saja diantar oleh salah satu waiters.
“Saat itu aku butuh uang.” Jawab Kaivan seenaknya.
Kayla menggeram, ia tidak mempersalahkan mengenai uang itu. Hal yang ia ingin tahu kenapa Kaivan mengaku belum menikah.
“Aku ingin kau menjelaskan semuanya, dan kenapa kau bekerja sebagai gojek? Maaf, bukannya aku merendahkan pekerjaan itu. Tapi, bukankah kau bersama istrimu pergi keluar kota untuk mengurus bisnismu?” Tanya Kayla heran. Kayla merasa ada hal yang besar terjadi pada Kaivan.
“Baik, aku akan menceritakan semuanya. Tapi setelah aku cerita kau jangan mengasihani ku” Kata Kaivan sambil mengamati cafe yang menjadi tempat pertemuannya pertama kali dengan perempuan berhijab merah muda itu.
Flashback on
Kaivan menghela nafas, menunduk melihat sepasang sepatu lusuh yang ia kenakan. Hari ini ia telah menjual restoran dan rumah yang ia bangun dengan jeri payahnya. Hal itu karena istrinya yang hidup dengan mewah. Karena hidup mewah dari istrinya itu Kaivan terlilit hutang.
“Mor, cepat bereskan barangmu sebelum debt collector berdatangan kesini” Ucap Kaivan tergesa-gesa. Mereka harus pergi dari kota ini sebelum penagih hutang datang kerumah mereka.
“Iya-iya, sudah selesai” Jawab Mora istrinya Kaivan sambil membawa koper dan keluar dengan ogah-ogahan dari rumah mewah itu.
Kaivan dan istrinya pindah ke kota Jakarta.
Disana mereka tinggal di rumah sewa yang sederhana dan Kaivan mengurus restoran terakhir miliknya. Namun, 2 tahun tinggal di kota Jakarta tidak semulus yang Kaivan pikirkan. Restoran yang sepi pengunjung berakibatkan penghasilannya sedikit.