Mohon tunggu...
Lulu Nur Amiiroh
Lulu Nur Amiiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNY

Prodi Manajemen Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Benarkah Teluk Jakarta Mengandung Parasetamol?

20 Oktober 2021   10:45 Diperbarui: 20 Oktober 2021   10:47 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedang jadi perbincangan hangat mengenai temuan kandungan parasetamol di Teluk Jakarta. Sebenarnya apa itu parasetamol? Parasetamol atau acetaminophen adalah obat yang digunakan untuk mengatasi demam serta mengobati rasa nyeri ringan maupun sedang. Parasetamol merupakan salah satu obat antipiretik dan analgetik yang banyak digunakan di seluruh dunia. Sehingga obat tersebut mudah untuk ditemui di masyarakat sebab obat tersebut banyak dijual dipasaran serta dapat dikonsumsi oleh masyarakat tanpa adanya anjuran resep dari dokter. Baru-baru ini telah ditemukannya kandungan parasetamol di Teluk Jakarta dengan konsentrasi yang tinggi. Sebenarnya bukan hal yang mengagetkan lagi laut terutama Teluk yang ada di Jakrata tercemar sebab jika dilihat dari bentuk fisiknya saja seperti adanya banyak sampah serta warna airnya yang hitam sudah terlihat jelas air itu tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi oleh masarakat.

Salah satu wilayah di Jakarta terutama di Teluk Angke dan Ancol telah dilaporkan tercemar parasetamol dengan konsentrasi tinggi. Pencemaran itu pertamakali terkuak oleh jurnal penelitian yang dimuat dalam bulletin populasi laut yang diterbitkan oleh sciencedirect.com.

Penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan University of Brihton menemukan beberapa parameter kandungan yang ada di Teluk Jakarta tersebut seperti Amonia, Nitrat, dan total Fosfat yang mana melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kandungan yang ada pada dua situs perairan yaitu Muara Angke dan Sungai Ciliwung Ancol mempunyai kandungan parasetamol yang berbeda yang mana kandungan di Muara Angke bisa dikatakan lebih tinggi di banding Sungai Ciliwung. Di Muara Angke sendiri ditemukan kandungan dengan 610 ng/L sedangkan di Sungai Ciliwung Ancol yaitu 420 ng/L. Namun, sangat disayangkan sekali Pemprov DKI Jakarta tidak mengetahui mengenai adanya kandungan parasetamol yang tinggi di Teluk Jakarta sebelum hasil penelitian tersebut terungkap.

 Menurut Yusiono sebagai kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, Dinas LH DKI Jakarta ia berdalih mengenai pihaknya tidak pernah menganalisis kadar parasetamol, sebab zat tersebut tidak masuk ke dalam daftar indicator pencemaran lingkungan. Sehingga hal tersebut merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 2021 yang mana mengenai Penyelenggaraan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di mana dalam peraturan tersebut terdapat 38 parameter yang merupakan indikator pencemaran lingkungan dan parasetamol tidak termasuk. Yusiono juga mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan penelitian terkait kualitas air di Laut Jakarta setiap enam bulan sekali.

Peneliti Oseanografi (BRIN) yaitu Wulan Koagouw berharap mengenai  hasil risetnya dapat mendorong pemerintah dalam memperkuat aturan mengenai penangan limbah yang baik. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah diharapkan bisa turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut terutama dalam mengatur limbah industri farmasi yang mungkin menjadi penyebab dari pencemaran tersebut, karena menurutnya limbah industri tidak bisa dibebankan kepada masyarakat melainkan juga harus ada peran yang diatur oleh pemerintah.

Dari penelitian tersebut juga menimbulkan dugaan dugaan mengenai faktor penyebab terjadinya pencemaran limbah parasetamol mulai dari penggunaan konsumsi obat-obatan yang berlebih terutama obat parasetamol di masyarakat, Rumas Sakit, dan Farmasi yang bisa menjadi penyebab terjadinya pencemaran. Tidak hanya itu pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta juga bisa disebab oleh gaya hidup masyarakat yang mana sumber limbah rumah tangga juga bisa menjadi faktor penyebabnya. Sehingga perlu adanya imbauan kepada masyarakat untuk merubah gaya hidup.

Menurut Wulan bukan hanya hidup sehat dan bahagia, merubah gaya hidup juga bisa mencegah terjadinya pencemaran  dimulai dari memilah sampah dan obat yang mungkin sudah kadaluwarsa sehingga dapat membuangnya pada jenis sampah yang sesuai. Dengan begitu masyarakat dapat memilah parasetamol yang sudah kadaluwarsa untuk dibuang ke limbah medis. Dengan gaya hidup yang baik seperti halnya dalam mengelola limbah rumah tangga dengan baik diharapkan mampu mereduksi banyak zat kimia yang yang sudah kadaluwarsa terutama dalam obat-obatan.

Adapun kecaman sanksi yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria akan mengecam memberikan sanksi apabila terdapat unsur kesengajaan dalam pencemaran parasetamol yang terjadi. “Kita sedang lakukan penelitian ya, nanti dicek juga  apa ada unsur kesengajaan atau tidak“ ucap Riza. Ia juga mengungkapkan bahwa perlu waktu 14 hari penelitian sebelum dilakukannya penyampaian hasil sampel yang sudah diambil untuk penelitian tersebut.

Pencemaran tersebut memberikan dampak kepada lingkungan yang ada disekitarnya, terutama yang ada di daerah Muara Angke dan Ancol. Menurut Dr. Wulan Koagouw, peneliti dari Oseanografi BRIN ia mengaku bahwa tidak bisa memastikan mengenai dampak yang akan mempengaruhi manusia sebab masih perlu adanya penelitian yang lebih lanjut mengenai hal tersebut untuk memastikannya. Wulan juga mengatakan mengenai konsentrasi parasetamol tersebut berbeda dengan yang biasa dimakan dan minum, “ Jadi yang saya hanya bilang di sini, saya belum lihat efeknya pada manusia. Karena memang konsentrasinya rendah dibanding parasetamol yang  kita makan, kita minum. Secara logikanya harusnya efeknya kecil” ungkap Wulan. Namun, tidak bisa dipungkiri jika ada efek dari pencemaran tersebut, sebab setiap beban pencemaran dapat mempengaruhi kehidupan setempat dan ekosistem yang ada. Dampak yang dapat terjadi seperti halnya:

a.Dapat berkurangnya populasi ikan akibat pencemaran tersebut

b.Wilayah Angke dan Ancol yang mana merupakan lokasi pasar untuk produk laut sehingga bisa menyebabkan kasus kontaminasi makanan laut dari Teluk Jakarta

c.Bisa menyebabkan masalah keamanan perikanan serta pangan yang ada di daerah tersebut

d.Bisa berakibat pada timbulnya kematian pada ikan seperti eutrofikasi, hipoksia, serta ledakan arga beracun

Pencemaran tersebut juga memberikan efek terhadap lingkungan disekitarnya seperti halnya efek terhadap manusia. kandungan paracetamol yang ada di laut bisa saja berdampak pada manusia jika ikan-ikan yang ada pada laut terkontaminasi dan itu dikonsumsi oleh masyarakat sekitar sehingga  dapat beresiko pada tubuh.

Wulan mengatakan bahwa efek samping pada pencemaran parasetamol juga dapat terjadi pada ikan dan kerang yang ada di laut. Ia juga menyebutkan bahwa mengkonsumsi parasetamol sebenarnya tidak berbahanya terhadap tubuh jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat, tapi bisa memberikan efek berbahaya terhadap kehidupan makhluk hidup jika mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Riset yang dilakukan Wulan beserta rekan-rekannya masih dalam laporan awal sehingga ia membeberkan mengenai hasil penelitian lain yang menyebutkan bahwa dampak kontaminasi dari parasetamol juga dapat berakibat bagi biota-biota yang ada di laut, seperti:

•Spesies Jantan Ikan Rhamdia quelen

•Kerang Venerupis decussata dan Venerupis philippinensis

•Ikan Zebra (Danio Rerio)

•Kerang Biru (Mytilus Edulis)

•Tiram Pasifik (Crassostrea gigas)

•Kerang Mytilus galloprovincialis

Dari pencemaran yang terjadi terungkap sejumlah fakta lain, mulai dari dampak yang ditimbulkan serta faktor yang menjadi penyebab terjadinya kontaminasi pada Teluk Jakarta tersebut diantaranya seperti;

1.Kadar parasetamol yang ditemukan di Teluk Jakarta ternyata lebih tinggi dibanding BraziL dan Portugis

Salah satu anggota dari peneliti BRIN, yaitu Zainal Arifin mengungkapkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pantai-pantai yang ada di dunia, konsentrasi pencemaran paracetamol di Teluk Jakarta relatif lebih tinggi yaitu sekitar (420-610 ng/L) dibanding dengan yang ada di Brazil yaitu sekitar (34.6 ng/L) dan yang ada di Portugis yaitu sekitar (51.2-584 ng/L).

2.Diperkirakan sumber parasetamol berasal dari 3 sumber

Sumber parasetamol yang ada di Teluk Jakarta yang berasal Muara Angke dan Sungai Ciliwung itu diperkirakan berasal dari 3 sumber yaitu, akibat konsumsi yang berlebih terhadap obat parasetamol oleh masyarakat, Rumah Sakit, dan Farmasi.

3.Dampak yang ditimbulkan

Pencemaran yang ada di sungai Angke dan Ciliwung tersebut menimbulkan dampak berbahaya terhadap penduduk disekitar maupun ekosistem dibawah laut, sebab sungai tersebut berfungsi  sebagai penampung limbah rumah tangga dan industri.

Dari dampak serta faktor yang menjadi penyebab pencemaran  di Teluk Jakarta menjadikan perhatian para peneliti untuk sesegera mungkin mengatasi masalah tersebut. Jangan sampai percemaran tersebut semakin berdampak buruk terhadap lainnya, sehingga perlu adanya solusi mengenai penanganan tersebut.

Wulan Koagouw memberikan solusi mengenai masalah tersebut yaitu dengan penggunaan teknologi penanganan limbah yang baik, supaya dapat mereduksi limbah parasetamol yang ada. Tidak hanya itu ia juga menjelaskan bahwa masyarakat perlu menyesuaikan gaya hidup.

Tidak hanya Wulan yang memberikan solusi mengenai permasalahan tersebut, Sofa juga merekomendasikan beberapa cara mengenai pencegahan paparan limbah obat di perairan:

1.Pengolahan limbah sesuai aturan BPOM

Pengelola limbah sesuai aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memang harus dilaksanakan dengan baik terutama bagi industri farmasi. Industri farmasi perlu memastikan secara rutin mengenai pengelolaan air limbah agar tidak bocor sebelum diolah kesaluran perairan.

2.Sosialisasi terhadap tenaga Kesehatan kepada masyarakat

Penelitian yang pernah dilakukan Sofa dan timnya pada tahun 2017-2018, menemukan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat mengenai cara membuang obat yang sudah tidak terpakai dengan benar sehingga tidak berdampak buruk pada lingkungan. Menurut penelitian yang meraka lakukan sebanyak 497 responden di Kota Bandung, 53,1% diantaranya tidak mengetahui bahwa membuang obat sembarangan dapat berdampak buruk. Selain itu sebanyak 79,5% responden belum pernah mendapatkan informasi mengenai cara pembuangan obat yang baik dan benar seperti apa. Oleh sebab itu, perlu adanya sosialisasi oleh tenaga Kesehatan kepada masyarakat mengenai pembuangan obat yang sudah tidak terpakai.

3.RUM (Returning Unwanted Medicines)

Proyek RUM yang ada di Australia bisa menjadi contoh dalam mengatasi permasalahan tersebut. Di mana masyarakat dapat mengembalikan obat yang sudah tidak digunakan lagi ke apotek atau ke tempat yang disediakan oleh RUM dengan melakukan pembuangan secara aman. Sofa berharap semoga Indonesia dapat mengadaptasi peraturan tersebut untuk mengatur cara membuang dan mengelola obat yang sudah tidak terpakai pada skala rumah tangga. Menurut Sofa perusahaan farmasi juga bisa menambahkan mengenai cara pembuangan obat yang benar pada kemasannya, mengingat masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana cara membuangan obat yang baik dan benar sebab akan menimbulkan efek jika membuangan obat sembarangan.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), cara membuang obat yang sudah tidak terpakai lagi yang baik dan benar agar tidak memberikan dampak terhadap terhadap kesehatan yaitu dengan cara:

•Mengembalikan obat kepada produsen

•Obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa sebaliknya dikembalikan kepada produsen agar tidak terjadi penyalahgunaan obat

•Sebelum di buang ke tempat pembuangan sebaiknya obat sudah dipisahkan dari kapsul dan dibakar menggunakan incinerator.


Sumber Refrensi

Dewi, B. K. (2021, Oktober Rabu ). Paracetamol di Teluk Jakarta, Ahli Rekomendasikan 3 Cara Mencegah Paparan Limbah Obat di Perairan. Diakses dari https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/06/073000323/paracetamol-di-teluk-jakarta-ahli-rekomendasikan-3-cara-mencegah-paparan?page=all


Indonesia, C. (2021, Oktober Selasa ). Fakta Keparahan Limbah Parasetamol di Teluk Jakarta. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20211005103113-199-703497/fakta-keparahan-limbah-paracetamol-di-teluk-jakarta/2


Sheilanabilla, S. A. (2021, Oktober Selasa ). 5 Fakta Pencemaran Paracetamol di Laut Jakarta, Sudah Ketemu Sumbernya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun