Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid menurut saya adalah bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dan peran dukungan sekolah dalam memprioritaskan kebutuhan dan layanan kepada murid-murid di sekolah melalui bentuk tahapan program-program yang dapat memotivasi semangat guna meningkatkan potensi bakat murid, melatih sosial emosional, dan mental murid supaya mereka dapat mandiri, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid sehingga menjadi budaya positif yang berdampak pada warga sekolah dan lingkungan sekitar melalui keterlibatan berbagai aspek komunitas dengan memperhatikan suara murid (voice) pilihan murid (choice) dan kepemilikan murid (ownership) dengan prinsip monitoring dan evaluasi program.
Melalui filosofi “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. sejauh mana kita dapat menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran. sekarang kita bahas sepintas perbedaan intrakulikuler,ko-kulikuler dan Ektrakulikuler.Apa itu kegiatan intrakurikuler kokurikuler dan ekstrakurikuler?
Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan akademik siswa.
Kegiatan kokurikuler dimaksudkan untuk lebih memahami materi pengajaran yang telah dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di kelas.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler membantu dalam pengembangan aspek-aspek seperti minat, bakat dan kepribadian
Tujuan dalam modul 3.3 ini menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.Mampu bergotong royong. Kepemimpinan murid memungkinkan murid untuk terlibat dan berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama dan berkontribusi dalam masyarakat yang lebih luas.
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai peran sebagai agen perubahan yang bertindak mempengaruhi orang lain dalam komunitas untuk bertindak memberdayakan kompetensi dan memberikan motifasi untuk melakukan tindakan sesuai tujuan.
Sumber daya segala potensi yang ada dalam sebuah komunitas, sumber daya sekolah meliputi biotik : murid, guru, tendik,kepala sekolah, dan pengawas sedangkan Faktor abiotik meliputi :gedung sekolah,keuangan perpustakaan dan sarana prasarana penunjang sekolah. Maka sekolah dapat mandiri mengoptimalkan potensi dari kekuatan yang ada disekolah tersebut jika pemimpin mempunyai empati, kreatif,reflektif, inovatif dalam memberdayakan aset/kekuatan positif di sekolah.
Maka untuk memenuhi layanan dan menumbuhkan Kepemimpinan Murid (Student Agency) terutama di Kelas 4A yang saya ampu yaitu mengidentifikasi kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.murid memiliki suara dan pilihan atas apa yang akan mereka pelajari, bagaimana mereka belajar dan mengorganisir pembelajaran mereka dan saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran.
Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan,
1. Suara (voice) Ketika kita berbicara tentang “suara” murid, maka kita sebenarnya bukan hanya berbicara tentang memberi murid kesempatan untuk mengomunikasikan ide dan pendapat. Lebih luas dari ini, mempertimbangkan suara murid adalah tentang bagaimana kita memberdayakan murid kita agar memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perubahan. Suara murid yang otentik memberikan kesempatan bagi murid untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan bagaimana mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai.contoh mempromosikan “suara murid”: