Mohon tunggu...
Luhut A Pandiangan
Luhut A Pandiangan Mohon Tunggu... Relawan - Invictus

Filsafat, Teologi, Sastra, Seni, dan Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebetulan dan Keberuntungan

29 November 2019   08:54 Diperbarui: 29 November 2019   08:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oke Fon." balas Stamford.

Tujuh menit perjalanan via udara menuju markas Jerman.

Dirrr, dirrr, dirrr. Tarr, tarr. Senapan laras panjang kukerahkan ke barak Jerman. Beberapa miloter dan logistiknya hangus kubuat. Temanku Joe tak lupa mendokumentasikan jerih payahku. Siapa tahu dengan itu, pangkatku naik menjadi Mayor atau jadi Jenderal, tugasku tinggal ngatur ngatur bawahan atau barangkali jadi pahlawan nasional. Hah, ekspektasiku memuncak.

"Gimana nih Alfon? Misi kita udah selesai. Kita balik yok ke barak kita?" cerutu Stamford padaku.

"Yowess broku, lets go!" jawabku.

Ngggg. Dengan lihai ku keluarkan kepalaku ke luar helikopter. Hah helikopter Triple Entente. Gawat ini.

"Danger Stam! Ada helikopter musuh, gegas bawa helikopter ini ke barak kita" pintaku.

Dirr, dirrr, dirr, tembakan cepat dilontarkan ke sayap kanan helikopter kami, dengan itu heli ini pun oleng. Semakin merajalela pula mereka menerkam kami.

"Sial, tidak ada cara lain selain keluar dari heli ini, ayo sobat, kita turun!" cetusku.

Langsung saja kami melepaskan diri dari heli ini. Happ.

Oh tidak......., tembakannya mengarah pada kami bertiga."Srrppp"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun