"Oke Fon." balas Stamford.
Tujuh menit perjalanan via udara menuju markas Jerman.
Dirrr, dirrr, dirrr. Tarr, tarr. Senapan laras panjang kukerahkan ke barak Jerman. Beberapa miloter dan logistiknya hangus kubuat. Temanku Joe tak lupa mendokumentasikan jerih payahku. Siapa tahu dengan itu, pangkatku naik menjadi Mayor atau jadi Jenderal, tugasku tinggal ngatur ngatur bawahan atau barangkali jadi pahlawan nasional. Hah, ekspektasiku memuncak.
"Gimana nih Alfon? Misi kita udah selesai. Kita balik yok ke barak kita?" cerutu Stamford padaku.
"Yowess broku, lets go!" jawabku.
Ngggg. Dengan lihai ku keluarkan kepalaku ke luar helikopter. Hah helikopter Triple Entente. Gawat ini.
"Danger Stam! Ada helikopter musuh, gegas bawa helikopter ini ke barak kita" pintaku.
Dirr, dirrr, dirr, tembakan cepat dilontarkan ke sayap kanan helikopter kami, dengan itu heli ini pun oleng. Semakin merajalela pula mereka menerkam kami.
"Sial, tidak ada cara lain selain keluar dari heli ini, ayo sobat, kita turun!" cetusku.
Langsung saja kami melepaskan diri dari heli ini. Happ.
Oh tidak......., tembakannya mengarah pada kami bertiga."Srrppp"