Mohon tunggu...
Luhut A Pandiangan
Luhut A Pandiangan Mohon Tunggu... Relawan - Invictus

Filsafat, Teologi, Sastra, Seni, dan Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebetulan dan Keberuntungan

29 November 2019   08:54 Diperbarui: 29 November 2019   08:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Timer lampu merah di simpang Jamin Ginting ini lama juga. Jadinya kami tertahan dua kali. Kuisi waktu kosong ini dengan mengolah pikiran. Hal yang sama atau mungkin tidak berubah adalah sekumpulan insan yang sedang mencari makan dengan menjual koran(SIB, Tribun, Kompas), minuman, makanan ringan, suvenir, atau juga membersihkan badan mobil dengan  kemoceng sambil melantunkan setangkup lagu pop. Serba serbi lakon kehidupan. 

____   

"Makasih ya, bang" cetusku.

"Oke dek, baik baik kau yang sekolah itu ya? katanya dengan titah senyum.

"Hah, oke bang" balasku.

Dengan segera kuturuni angkutan tua ini, berwarna hijau namun sudah keropos, angkutan ini masih sekencang mobil Dominico Toretto di fast and furious 7.

Kusebrangi jalan Ki Hadjar Dewantara ini, lokasi sekolah favorit. Terpandangku sekolah ini, sekolah yang ingin meniti siswa siswinya. Sungguh besar  kurasa  peran sekolah dalam mendidik dan mengembangkan generasi muda ini untuk kemajuan bangsaku ini. Sekolah ini cukup luas, ada lapangan bola basket, bola kaki, bola voli, futsal, ada lima kantin, cukuplah menampung penghuni sekolah yang berjumlah kurang lebih seribu orang.

"Hei, kekmana malammu tadi?" tanya Robert. Ia adalah penggemar klub bola Manchester United. Fans garis keras. Dia mengoleksi banyak stiker logo dan pemain MU. Pemain favoritnya yaitu legenda Ryan Gigs, seorang gelandang tengah.

"Gitulah, macam gak tau aja kau." pungkasku.

 "Hahahah, cemilan menang." ejeknya padaku.

"Wkwkkk.., daripada MU imbang lawan Manhester City? Manchester is blue!" balasku balik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun