Konstruksi sosial tentang keamanan, ancaman, dan identitas nasional memainkan peran kunci dalam dinamika konflik ini. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk mempertanyakan dan mendelegitimasi diskursus dominan, menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika kekuasaan, dan memberi kita alat untuk membayangkan solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan memahami konstruksi makna dan power dalam perang ini, kita dapat membuka ruang untuk dialog kritis dan solusi yang lebih damai. Perang, misalnya, tidak sekedar menebalkan identitas masing-masing pihak, tapi sekaligus juga menghancurkan identitas itu.
Perang Rusia-Ukraina adalah contoh bagaimana wacana dan bahasa dapat digunakan untuk memanipulasi dan mengendalikan orang. Pendekatan post-strukturalisme menawarkan cara pandang yang berbeda untuk memahami perang ini.Â
Pendekatan post-strukturalisme juga dapat membantu kita memahami bagaimana perang ini telah memengaruhi rakyat Ukraina dan negara-negara lain.Â
Tragisnya, post-strukturalisme justru membantu kita melihat dengan kasut mata soal bagaimana narasi dan propaganda telah digunakan untuk menjustifikasi kekerasan dan penderitaan, seperti pada perang-perang lainnya, termasuk antara Israel-Palestina.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H