Menurut Cynthia Weber, propaganda dalam konteks post-strukturalisme bukan hanya tentang penyebaran informasi yang salah, tetapi juga tentang pembentukan subjek dan identitas.Â
Propaganda Rusia, misalnya, berusaha untuk menggambarkan rakyat Ukraina sebagai "Nazi" dan "fasis" untuk menjustifikasi tindakan militer Rusia.
Di sisi lain, propaganda Barat berusaha untuk membangun citra Ukraina sebagai korban yang heroik dan Rusia dianggap sebagai penjahat yang kejam untuk menggalang dukungan dan partisipasi publik global.
Propaganda dan manipulasi menemukan cara dan bentuk yang masif, terstruktur, dan sistematis ketika bertemu dengan sosial media (sosmed). Berbagai platform sosmed dipakai sebagai arena pertarungan wacana untuk membentuk realitas atau fakta dan selanjutnya menentukan tindakannya.
Dekonstruksi Narasi dan Propaganda
Pendekatan post-strukturalisme mau tidak mau harus mempertimbangkan pandangan Jacques Derrida. Derrida tidak sekedar mempertanyakan (seperti pendukung teori kritis), tapi melangkah lebih jauh, yaitu  membongkar kemapanan nilai atau asumsi.Â
Menggunakan dekonstruksi, Derrida menawarkan metode itu menganalisis narasi dan propaganda yang digunakan dalam perang Rusia-Ukraina. Dekonstruksi itu bertujuan membongkar asumsi, nilai, dan kontradiksi yang terkandung dalam narasi dan propaganda tersebut.
Dengan mendekonstruksi narasi dan propaganda, kita dapat melihat bagaimana mereka digunakan untuk memanipulasi dan mengendalikan orang. Kita juga dapat melihat bagaimana narasi dan propaganda ini dapat menyebabkan kekerasan dan konflik.
Dampak PerangÂ
Perang Rusia-Ukraina telah memiliki dampak yang merugikan bagi rakyat Ukraina. Banyak orang menjadi korban, kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, dan orang-orang terkasih. Perang ini juga telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius.
Pendekatan post-strukturalisme dapat membantu kita memahami bagaimana perang ini telah memengaruhi rakyat Ukraina. Post-strukturalisme dapat membantu kita melihat bagaimana narasi dan propaganda telah digunakan untuk menjustifikasi kekerasan dan penderitaan.
Di masa depan, analisis narasi dan propaganda yang digunakan dalam perang Rusia-Ukraina tetap penting. Dengan dekonstruksi dan analisis kritis, kita dapat menantang hegemoni dan mendorong perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Selain itu, pendekatan post-strukturalis juga menawarkan cara untuk memahami perang Rusia-Ukraina yang melampaui penjelasan tradisional tentang realpolitik dan geopolitik. Pendekatan ini membantu kita melihat bagaimana wacana dan bahasa digunakan untuk membangun realitas, melegitimasi power, dan memanipulasi opini publik.