Walaupun demikian, upaya Laos tidak akan mudah karena kuatnya pengaruh negara-negara Barat. Negara-negara, seperti AS dan UE, telah mendesak agar ASEAN memberi tekanan pada junta militer Myanmar (Lim & Morada, 2023).
Laos juga diyakini mempertimbangkan tekanan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk menerapkan kesepakatan "5-point consensus" ASEAN ke Myanmar.Â
Kesepakatan itu akan mendorong Laos untuk tidak mengundang junta militer Myanmar, sebagaimana KTT sebelumnya di bawah keketuaan Brunei (2021), Kamboja (2022), dan Indonesia (2023).
Tantangan utama Laos sebagai ketua ASEAN 2024 sebenarnya malah berasal dari masalah ekonomi domestiknya. Dinamika politik Laos juga rentan karena musim transisi kepemimpinan di paruh kedua tahun 2024 (Chachavalpongpun, 2022).
Situasi ini dapat menyita perhatian Laos dan mengurangi efektivitas kepemimpinan internasionalnya, seperti di ASEAN di 2024. Masalah domestik itu dikawatirkan memaksa Laos tetap bergantung kepada dukungan China.
Laos juga memiliki kapasitas diplomatik yang masih terbatas dan perlu ditingkatkan untuk memimpin forum-forum regional ASEAN. Upaya Laos menaikkan profil diplomatik melalui keketuaannya di ASEAN 2024 juga rawan dimanfaatkan oleh China, Vietnam dan negara besar lain untuk memproyeksikan kepentingannya (Thayer, 2022).
Dengan demikian, walaupun Laos diperkirakan akan mencoba memainkan peran yang lebih besar di ASEAN pada 2024, sejumlah tantangan internal maupun eksternal akan menghambat kemampuannya sebagai pemimpin ASEAN 2024 dalam penyelesaian isu-isu krusial di kawasan.
Selain itu, Laos perlu meningkatkan kemampuan diplomatik dan menjaga kestabilan internalnya untuk dapat menjalankan kepemimpinan ASEAN secara efektif di sepanjang tahun 2024 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H