Ganjar juga dikenal karena kedekatannya dengan rakyat. Misalnya, ia kerap membagikan foto-foto kedekatannya dengan rakyat Jawa Tengah di akun media sosialnya dan menginap di rumah masyarakat setempat saat kampanye.
Kritik
Meskipun pendekatan populis Ganjar tampaknya populer dan menarik bagi banyak orang, ada juga kritik terhadap pendekatan ini. Beberapa orang berpendapat bahwa program-program ini hanya bertujuan untuk menarik dukungan dari rakyat, tetapi tidak cukup berfokus pada isu-isu struktural yang lebih dalam.
Misalnya, ada kritik bahwa program internet gratis tidak cukup untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia, dan bahwa solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan diperlukan.
Masalah lain adalah minimnya sosialisasi keberhasilan kebijakan-kebijakan populis pada saat menjabat Gubernur itu di berbagai kampanye atau debat publik di pilpres 2024, termasuk di televisi. Padahal keberhasilan itu adalah bukti capaian kinerja Ganjar yang membawanya menjadi seorang capres sekarang.
Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Ganjar telah berhasil memanfaatkan pendekatan populisnya untuk membangun dukungan yang kuat di kalangan rakyat.
Dengan program-programnya yang berfokus pada kepentingan rakyat, Ganjar telah menunjukkan bahwa populisme dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam politik.
Hanya waktu yang akan menentukan apakah pendekatan populis Ganjar akan cukup untuk membawanya memenangkan Pilpres 2024 dan apakah program-programnya akan berhasil diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata bagi rakyat Indonesia.
Apapun hasilnya, tidak dapat dipungkiri bahwa Ganjar telah memberikan kontribusi penting dalam membentuk wajah politik Indonesia saat ini.
Seperti capres lainnya, manjur tidaknya pendekatan atau program-program populis itu akan dibuktikan dengan suara rakyat pada pilpres 14 Februari 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H