Selain itu, populisme dapat muncul dalam kedua sistem, baik demokratis maupun otoriter. Namun, cara mereka muncul dan beroperasi dalam kedua sistem tersebut bisa sangat berbeda. Dalam sistem demokratis, populisme sering kali muncul sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan publik terhadap elite politik.
Pemimpin populis dalam sistem demokratis biasanya memanfaatkan mekanisme demokratis, seperti pemilihan umum, untuk mendapatkan dukungan. Contoh dari pemimpin populis dalam sistem demokratis adalah Donald Trump di Amerika Serikat dan Rodrigo Duterte di Filipina.
Dalam sistem otoriter, populisme ternyata bisa muncul sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Pemimpin populis dalam sistem otoriter sering kali menggunakan retorika populis untuk membenarkan tindakan otoriter mereka. Contoh dari pemimpin populis dalam sistem otoriter adalah Adolf Hitler di Jerman Nazi dan Kim Jong-un di Korea Utara.
Ada catatab penting bahwa meski populisme bisa muncul di kedua sistem tersebut, dampak dan konsekuensinya bisa sangat berbeda. Dalam sistem demokratis, ada mekanisme kontrol dan keseimbangan yang bisa membatasi kekuasaan pemimpin populis. Sementara dalam sistem otoriter, pemimpin populis bisa memiliki kekuasaan yang hampir tidak terbatas.
Munculnya Populisme Jokowi
Beberapa faktor dapat dikatakan telah memicu munculnya populisme Jokowi, antara lain:
1. Latar Belakang Sosial
Jokowi dikenal sebagai sosok pemimpin non-elit yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Menurut Mietzner (2015), “gaya kepemimpinan Jokowi yang sederhana dan egaliter sangat kontras dengan elite politik Jakarta yang cenderung korup dan arogan”. Citra merakyat inilah yang menjadi daya tarik Jokowi.
2. Kondisi Politik dan Ekonomi
Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi tinggi di Indonesia turut menciptakan situasi yang kondusif bagi munculnya populisme. Dalam pandangan Hadiz (2014), “tingginya tuntutan redistribusi dan keadilan sosial di tengah stagnasi kesejahteraan sebagian besar penduduk Indonesia pasca-Orde Baru melahirkan potensi bagi munculnya pemimpin-pemimpin populis".
3. Strategi Politik