"Cinta sudah bangun jadi Om tinggal dulu ya...mau beli pakan burung." Om Santo memberikan waktu untuk mereka sambil berlalu.
Rangga dan Cintapun tenggelam dalam obrolannya yang mengasikkan. Kadang tertawa bareng, kadang diam, kadang hanya saling memandang, kadang cuma tersenyum tanpa kata. Dan pada akhirnya Cinta menunduk sedih, setelah mendengar kalimat berpamitan dari Rangga. Rangga harus kembali bertugas sebagai abdi negara ke pulau kecil di ujung selatan pulau Sulawesi. Secarik kertas bertuliskan sebait puisi cinta dengan alamat lengkap tempat Rangga bertugas diberikan ke Cinta sambil berucap "Semoga... apa yang aku rasakan sejak pertama kita bertemu, juga kamu rasakan. Aku jadi bersemangat untuk berangkat menunaikan tugasku, meskipun kita harus terpisahkan." Cinta semakin menunduk sedih. Rangga mengangkat tangan Cinta yang masih sakit, ditiupnya sambil berbisik "Semoga cepet sembuh ya dik Cinta..." Cinta hanya mengangguk sambil membaca puisi yang tertulis juga alamat Rangga
Rangkaian bilangan angka penuh makna
Bagi insan yang saling mencinta
Dipisahkan oleh jarak, ruang, waktu serta keadaan yang memaksa
Semoga tak merubah rasa yang ada
Tetap saling setia
Ujian cinta dua anak manusia
---Rangga---
Gemuruh dahsyat di dada Cinta, setelah membaca sebait puisi dari Rangga spontan membuat tangannya dingin dan berkeringat. Belum pernah sekalipun dia merasakan keanehan rasa didadanya seperti saat ini. Ya Tuhan...apakah ini yang dinamakan cinta ? batin Cinta mempertanyakannya kepada sang Khalik.Â
"Mas Rangga pamit pulang dulu ya...harus packing untuk keberangkatan besok pagi." Ucap Rangga membuyarkan suasana hati Cinta.