Lebih dari Sekadar PerayaanÂ
Akhirnya, bagi saya, Hari Bumi yang dirayakan pada 22 April yang lalu itu, seharusnya lebih dari sekadar perayaan tahunan. Hari Bumi harus menjadi kesempatan berharga bagi setiap orang untuk merenungkan segala sesuatu yang telah terjadi dengan bumi.
Secara khusus orang perlu menyadari segala tindakan kecil maupun besar yang telah merusak bumi. Kesadaran ini harus dilanjutkan dengan komitmen untuk membarui diri atau mengubah pola pikir dan pola tindakan terhadap bumi. Orang harus meninggalkan segala bentuk tindakan yang merusak bumi.
Tak hanya itu, ia juga harus memohon ampun kepada Tuhan Sang Pencipta atas segala dosa ekologis yang telah dibuat sekaligus meminta maaf kepada bumi atau lingkungan hidup.
Selanjutnya, orang harus mulai merawat bumi, antara lain: memulihkan  lingkungan yang sudah rusak, menanam pohon pada lahan gundul, mengurangi pemakaian plastik, mengolah sampah, membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang hutan secara sembarangan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya  mencintai dan merawat bumi sebagai rumah kita bersama. Inilah yang disebut pertobatan ekologis.***
Labuan Bajo, 24 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H