Mohon tunggu...
Laurens Gafur
Laurens Gafur Mohon Tunggu... Guru - Peziarah kehidupan yang tak lelah mencari dan mendekap kebijaksanaan

Saya seorang pendidik di SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II - Labuan Bajo, Flores Barat-NTT. Saya alumnus STF Widya Sasana Malang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Bumi dan Pertobatan Ekologis

24 April 2020   23:06 Diperbarui: 24 April 2020   23:24 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
clipart-library.com

Paus Fransiskus menegaskan bahwa perjumpaan umat kristiani dengan Kristus, Sang Kepala Gereja seharusnya  menggerakkan hati mereka untuk  melakukan aneka kebaikan kepada dunia.

Dalam konteks ini, melindungi bumi dan karya Allah yang ada di dalamnya bukan lagi pilihan, tetapi menjadi bagian penting dari kehidupan umat beriman (LS 217). Atas dasar prinsip ini, maka umat beriman seharusnya berada pada garda terdepan dalam merawat bumi dan memulihkan lingkungan yang telah rusak.

Pertobatan ekologis yang digaungkan ini dikonkretkan dengan aneka tindakan ramah lingkungan, antara lain: membuang semua sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan yang sudah tercemar, mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon pada lahan yang gundul dan menghentikan segala proyek yang tidak ramah lingkungan.

Aneka aktivitas ramah lingkungan ini, tidak hanya dilakukan secara pribadi, tetapi juga dilakukan secara bersama. Ini harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan banyak pihak (negara, komunitas religius, agama dan organisasi pemerhati lingkungan dan siapapun yang berkehendak baik). Apabila semua pihak mampu bekerja sama dengan baik, maka kerusakan lingkungan hidup ini pelan-pelan bisa teratasi dengan baik.

Selain itu, sistem hukum di setiap negara dan organisasi internasional (PBB, misalnya) harus menjamin terwujudnya pertobatan ekologis. Misalnya menciptakan dan menetapkan undang-undang yang mewajibkan perusahan-perusahaan yang mengolah hasil bumi (sumber daya alam) agar ramah lingkungan.

Kalau tidak, maka perusahan tersebut diberi sanksi yang tegas. Begitu juga pelaku perusakan lingkungan hidup, harus diberi sanksi yang tegas. Hal demikian memang sudah mulai berjalan, hanya perlu dioptimalkan pelaksanaanya di lapangan.

Selain beberapa contoh aktivitas ramah lingkungan dan kebijakan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup di atas, Paus Fransiskus menekankan juga pentingnya  pendidikan ekologis. Artinya pendidikan yang mengarahkan dan menggerakkan hati orang untuk mencintai lingkungan hidup.

Jika orang mencintai lingkungan hidup, ia pasti berusaha merawatnya dan tidak melakukan aneka tindakan destruktif yang merusak lingkungan. Ia juga pasti berjuang semaksimal mungkin memulihkan kembali lingkungan yang telah rusak.

Menurut Paus Fransiskus, pendidikan ekologis ini perlu dilakukan di sekolah, keluarga, komunitas dan  disampaikan juga melalui media komunikasi atau pada kesempatan katekese (LS 213).

Secara khusus ia menekankan pentingnya pendidikan ekologis di dalam keluarga. Di dalam keluarga, anak-anak seharusnya mendapatkan pembinaan integral dan holistik. Sebab setiap anggota keluarga dididik untuk beriman, mencintai sesama dan lingkungan hidup.

Aneka sopan santun juga diajarkan di dalam keluarga. Dengan demikian, kalau pendidikan dalam keluarga berjalan dengan baik dan setiap keluarga melakukannya, maka aneka tindakan kejahatan, termasuk kejahatan terhadap lingkungan hidup pasti semakin berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun