Mohon tunggu...
Amin Maulani
Amin Maulani Mohon Tunggu... Stor Manager -

newbie aminmaula.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Pedoman

25 Desember 2017   19:46 Diperbarui: 25 Desember 2017   19:51 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sampai kini sejarahnya sepi. Tak ada lagi orang peduli." Kata pemuda itu, matanya berkaca-kaca.

Namun aku masih ingat betul pesan yang tertulis dari Husain yang sampai kini masih abadi; "Perang ini tidak akan pernah berakhir. Aku hanya salah satu orang terakhir saat ini. Akan ada saat di mana akan di mulai perang kembali."

Bisu. Alam seakan tak bicara. Hembusan napas di tengah riuh kota terdengar. Aneh sekali, kesenyapan malam ini benar-benar seperti kota mati.

 "Lalu, perang seperti apa yang dimaksud suatu saat nanti?"

Bisu. Pemuda itu tak menjawab. Suasana kembali sunyi. Entah dimana sekarang Mak Tam bernyanyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun