Mohon tunggu...
Nur Lodzi Hady
Nur Lodzi Hady Mohon Tunggu... Seniman - Warga negara biasa

Seorang pembelajar yang mencintai puisi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Kecoak di Rumahku

19 November 2015   11:50 Diperbarui: 26 November 2015   07:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sungguh, maafkan kami..", bisikku lirih. Sejurus sudut mataku menangkap sebuah gerakan kecil di sebuah pot plastik. Dengan ragu2 kedua kecoak muda itu mendekati jasad ayah mereka. Sesekali mereka masih melihat ke arahku, dan aku pun membalasnya dengan gumaman kecil, "Maafkan kami".

Tangis itu tiba2 kembali pecah. Kedua makhluk kecil itu memeluk tubuh sang ayah dan sesekali menggoyang2kannya sengan keras. "Ayaaah..", suara mereka kembali mencabik2 perasaan. Kali ini aku tak mampu menahan lagi. Mataku kurasa berat dan mulai basah. Aku pun menangis di sudut pintu itu.

"Ayah..?", tiba2 kudengar panggilan itu untuk yang kesekian kalinya, tapi saat itu dengan sedikit nada yang sedikit berbeda. Kuseka kedua mataku dan kulihat ke arah ketiga kecoak itu.

Kembali darahku seperti berhenti dipompa tiba2. Cukup lama aku terdiam tanpa berkata apa2, sebelum akhirnya suara istriku terdengar renyah memanggil dari dalam dapur.

"Makanan sudah siap, ayo kita makan!"
"Iya..", jawabku pelan dan datar. Mataku tak beranjak dari ketiga makhluk kecil itu. Sejenak ketiganya menatapku sebelum akhirnya menghilang di balik pot plastik, tanpa berkata apapun.

Aku melangkah gontai menuju dapur. Malam itu kami makan nikmat sekali. Dan seperti biasa seusai makan kami hanya duduk saja di tempat itu sambil mengobrol dan saling bercerita. Dan ketika istriku mendengarkan kisah ketiga kecoak itu hingga akhir, kakinya seperti tertanam di lantai. Ia hanya terdiam dan menatapku penuh seksama. Aku tahu sebentar lagi banjir itu akan segera meluap di matanya.

-- Tamat --

Jakarta, 18 Nov 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun