Bergegas Darni pamit ke kakaknya. Dia titipkan anak-anaknya untuk menjemput suaminya. Dia tak mau kesempatan ini terlewat . Dia harus bertemu dengan suaminya, jangan sampai dia pergi lagi. Pikirannya berkecamuk tidak dapat terlukiskan dengan kata-kata.
Ketika sampai di warung mi di mana suaminya berada, Darni berhenti. Dia tunggu di luar sejenak, menunggu suaminya keluar. Tiba-tiba mata Darni menangkap sosok suaminya di jalan raya. Langkahnya gontai, bajunya lusuh, dan di tangannya menenteng tas plastik. Darni menyusul suaminya secepat dia bisa.
"Mas, berhenti!" Darni berteriak menghentikan sepeda motornya di samping Harjo.
Suaminya menengok. Dia tersenyum melihat istrinya.
"Mas, ayo kita pulang." Darni mengajak suaminya dengan lembut.
Harjo tersenyum. Lalu mengangguk pelan.
"Aku sudah membungkus mi untuk Doni dan Mira." Kata Harjo sambil menunjukkan tas plastik yang dari tadi ditentengnya.
"Kita pulang saja dulu, biarkan Doni dan Mira di rumah budenya. Aku kangen, Mas".
Dani mendekap erat pinggang suaminya di atas sepeda motor. Kepalanya bersandar di punggung suaminya dengan manja. Mulutnya tersenyum bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H