"Sayang, beneran kamu nggak jadi pulang? Bapak yang nanya ini, ibu Cuma menyampaikan,lho"
"Beneran, Bu. Lea nggak bisa pulang. Ibu, Bapak sama adek jadi ke Jogja?"
"JADI DONG KAK LEAAAAAAAAAAAAAAAA!!,"suara yang sudah kuhafal itu ternyata ikut nimbrung, Icha, suara adik yang hanya beda dua tahun denganku, dia 21 tahun.
"Bu, bilangin Icha..gausah teriak-teriak..kasihan ntar kucing tetangga pada kaget denger cemprengan dia!"
"KAK LEAAAA LEBIH CEMPRENG KALIIIIII," Icha memang tidak pernah berubah, ngeselinnya. Tapi memang suara kami berdua mirip sih.
"Jadi Lea, Ibu Bapak sama Adek berangkat dari Bandung setelah sholat ied." kali ini Ibu yang kembali menjawab.
"Oke Bu, salam yah buat Nenek dan semua saudara disana. Yasudah Bu, Lea mau istirahat dulu,ya."
Kali ini aku yang mengakhiri, untuk pertama kali.
***
Sejujurnya, setelah Ibu menghubungiku tadi, malamku benar-benar jadi lebih tidak menentu. Banyak pertanyaan muncul dipikiranku, meneror.
"Apa Lea beneran tegar waktu denger takbir besok, sendirian di kamar kosan?"