"Iya, gimana yah, aku pengen pulang. Tapi...."jawabku.
"Azalea Putri Resyakila, gak pulang apalagi pas lebaran? Aku sih nggak percaya!"
Rena sepertinya tidak percaya dengan perkataanku. Aku sebenarnya juga tidak percaya apakah aku bisa melakukan untuk tidak pulang. Kenyataannya, setiap ada cuti libur aku selalu pulang ke rumah. Dari Jakarta ke Bandung, empat jam saja.
"Seriussss..aku nggak mau pulang lebaran kali ini. Aku lebaran sama kamu aja. Kamu kan orang sini, boleh ya!", Aku mencoba meyakinkan Rena lagi, walau aku pun belum sepenuhnya meyakini diriku sendiri soal keputusan tidak pulang ini.
"Boleh sih, Lea. Tapi beneran kamu nggak pulang? Beneran kamu gak ikut orangtuamu mudik ke Jawa?"
Orang tuaku memang bukan orang Bandung, pendatang. Kami semua -Bapak,Ibu, aku dan adikku- dilahirkan di kota Jogja, tempat dimana Nenek dan sanak saudara juga tinggal. Seperti tradisi lebaran yang sudah-sudah, aku dan keluargaku tidak akan lama di Bandung saat lebaran tiba, kami semua akan mudik ke kota Jogja.
"Plissss, percayaa dong, Rena Widyasusti," aku kembali berusaha mempercayakannya lagi.
"Iya deh iya, cuma aku masih nggak percaya saja kamu gak pulang disaat temen-temen yang lain pada pengen banget pulang!"
"Heheeee," aku pura-pura tertawa, pura-pura tegar juga dalam hati. Sepertinya ini akan menjadi hari hari sulitku, berlebaran di kota orang, jauh dari orang-orang tercintaku.
***
Malam H-2, Ibu masih menghubungiku, kali ini via video call. Ibu sudah sangat rindu, sepertinya. Aku juga merasa ibu masih menghubungiku karena beliau tidak percaya dengan jawabanku sebelumnya.